Ahad 12 Nov 2023 16:01 WIB

Megawati Angkat Bicara Sikapi Politik Terkini, dari MK Hingga Pemilu Jujur

Megawati ingatkan otoriterisme lahirkan nepotisme

Rep: Wahyu Suryana / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ingatkan otoriterisme lahirkan nepotisme
Foto:

Saudara-saudara sekalian, seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai dan banggakan. Dengan seluruh suasana kebatinan terkait pembentukan MK ini, apa yang menjadi kehendak rakyat melalui reformasi adalah suatu perlawanan terhadap watak dan kultur pemerintahan yang pada waktu itu memang otoriter.

Dalam kultur otoriter dan sangat sentralistik ini lahirlah nepotisme, kolusi dan korupsi. Praktek kekuasaan yang seperti inilah yang mendorong lahirnya reformasi, semangat reformasi yang berkobar itu menggerakkan rakyat hingga masuk zaman demokrasi.

Bukan proses yang mudah, bukan yang indah, karena pada waktu itu sampai saat ini kita masih seharusnya mengenang dengan perasaan hati yang begitu sedih atas pengorbanan rakyat dan mahasiswa.

Melalui peristiwa Kudatuli, Trisakti, Semanggi hingga berbagai peristiwa penculikan para aktivis, bagian dari rakyat dan lain lain. Mereka banyak saksi saksi hidup yang sampai hari ini berdiam diri.

Semua menjadi wajah gelap demokrasi, praktik kekuasaan otoriter itu yang telah kita koreksi. Maka, melalui reformasi, janganlah lupa lahirlah demokratisasi melalui pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden secara langsung dan terbatas.

Serta, UU tentang pemerintahan yang bebas dari nepotisme, kolusi dan korupsi. Apa yang terjadi di MK akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi.

Itu semua akibat praktek kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani.

Saudara-saudara sekalian, seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai di manapun kalian berada. Jangan lupa kita adalah bangsa pejuang, kita bangsa yang mampu mengatasi berbagai cobaan sejarah.

Karena itulah, dalam situasi seperti ini, mari kita kawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati. Kita jadikan Pemilu 2024 sebagai momentum mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili seluruh kehendak rakyat Indonesia.

Mengayomi agar Indonesia menjadi bangsa hebat, unggul dan berdiri di atas kaki sendiri. Rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi, hukum harus menjadi alat yang menghadirkan kebenaran.

Hukum harus menjadi alat mewujudkan keadilan, hukum harus menjadi alat mengayomi seluruh bangsa dan negara. Dengan keadilan inilah, kemakmuran pasti bisa diwujudkan. Karena itulah, terus genggam erat semangat reformasi itu.

Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan  

Jangan lupa, terus kawal demokrasi berdasarkan nurani. Jangan takut untuk bersuara, jangan takut berpendapat, selama segala sesuatunya tetap berakar pada kehendak hati rakyat. Terus kawal dan tegakkan demokrasi.

Itulah kewajiban kita sebagai warga bangsa dan bahkan menjadi keharusan setiap anak negeri dan bangsa agar tidak terjadi kesewenang-wenangan. Sebab, kedaulatan rakyat harus terus kita junjung tinggi.

Pemilu yang demokrasi yang jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia harus dijalankan tanpa ada kecuali. Rakyat jangan diintimidasi seperti dulu lagi, jangan biarkan kecurangan pemilu yang akhir ini terlihat sudah mulai akan terjadi lagi.

 Gunakan hak pilihmu dengan tuntutan nurani. Semoga Allah Yang Mahakuasa meridhoi perjuangan kita. Merdeka, merdeka, merdeka. Terima kasih, wasalamualaikum warahmatulahi wabarakatu, om santi santi santi om, rahayu." 

photo
Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan uji materiil Pasal 169 huruf q UU Pemilu mengenai batas usia minimal capres dan cawapres pada Senin (16/10/2023). - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement