REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Dani Ramdan menyatakan penyaluran air bersih di provinsi itu hingga November 2023 mencapai 33 juta liter, meski belakangan hujan mulai turun pada beberapa wilayah di daerah tersebut.
"Bantuan air terus kita salurkan, dengan yang terbesar itu di Bandung, kemudian Kabupaten Bekasi, disusul Kabupaten Bogor," katanya di Bandung, Kamis (9/11/2023).
Berdasarkan data yang dimilikinya, Dani mengungkapkan bahwa di Bandung telah disalurkan sekitar 9 juta liter, di Kabupaten Bekasi 8 juta liter, di Bogor 7 juta liter air, sementara daerah lainnya di bawah itu.
Dani mengatakan meski kini telah memasuki masa peralihan musim (pancaroba), pemprov tetap akan menyalurkan bantuan air bersih bagi kota dan kabupaten di Jawa Barat yang masih membutuhkan.
Hal ini, kata dia, mengingat curah hujan yang belum merata sehingga beberapa daerah masih mengalami kekeringan.
"Jadi selama ada permintaan dari masyarakat, kita akan layani terus karena hujan ini datangnya tidak serentak masih ada zona-zona musim yang hujan-nya agak terlambat itu masih kita bantu air bersih," tuturnya.
Sementara itu, dalam keterangan Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, saat ini Wilayah Bandung Raya tengah berada pada masa peralihan (Pancaroba) dari musim kemarau ke musim penghujan.
"Hal ini ditandai dengan pertumbuhan awan awan rendah yang dapat tumbuh menjadi awan awan konvektif signifikan yang berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dalam skala lokal dan durasi singkat," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu.
Meski demikian wilayah Bandung Raya diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian II hingga dasarian III November 2023.
Puncak musim hujan di wilayah Bandung Raya diperkirakan akan terjadi pada Februari hingga Maret 2024 dengan sifat hujan normal hingga bawah.