Hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi, dengan kondisi ratusan tahun belum terjadi gempa besar di Selat Sunda patut diwaspadai, karena berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami, yaitu gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.
Berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami, di wilayah Selat Sunda memang sering terjadi tsunami, tercatat tsunami Selat Sunda pada 1722, 1852, dan 1958 disebabkan oleh gempa. Kemudian, Tsunami pada 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan, tsunami tahun 1851, 1883 dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.
Daryono mengimbau perlunya perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakuasi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi atau drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri. Selain itu, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat.