Sabtu 21 Oct 2023 06:30 WIB

Kabut Asap di Padang Makin Parah, Warga Diwajibkan Memakai Masker 

Kabut asap di Kota Padang semakin tebal.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
BPBD Kota Padang membagikan masker kepada masyarakat untuk mengantisipasi hal buruk dari kabut asap, Kamis (5/10/2023)
Foto: Dok BPBD Padang
BPBD Kota Padang membagikan masker kepada masyarakat untuk mengantisipasi hal buruk dari kabut asap, Kamis (5/10/2023)

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Kabut asap di Kota Padang semakin tebal. Pemerintah Kota Padang menerbitkan edaran agar warga tidak terpapar kabut asap kiriman daerah tetangga. 

"Karena semakin tebalnya kabut asap, warga diimbau untuk wajib mengenakan masker," kata Wali Kota Padang, Hendri Septa, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga

Pada Rabu siang, kondisi langit Kota Padang semakin ditutupi kabut asap. Jarak pandang semakin pendek. Agar kondisi kesehatan tetap terjaga, Hendri meminta masyarakat memakai masker,  minimal masker bedah, atau sebaiknya masker N95/KN95 atau KF94 untuk mengantisipasi terjadinya ISPA. 

Hendri Septa juga mengimbau kepada kelompok rentan untuk menunda untuk keluar rumah. Seperti bayi, anak-anak, lansia, maupun mereka yang rentan terhadap penyakit hidung dan tenggorokan. 

"Segera lakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan jika terjadi gangguan pernafasan atau iritasi mata," ujar Hendri Septa. 

Selain itu, Wali Kota Padang juga mengajak warganya untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayur. Serta minum air putih secukupnya. Warga Padang juga diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran sampah karena dapat memperburuk kondisi kualitas udara. 

Berdasarkan data AMQS Kota Padang, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di daerah itu naik ke level tidak sehat pada Rabu siang. AMQS mencatat pencemaran udara berada di level 105.

Warga Padang, Melisha (32) mengaku risau dengan kondisi udara di Padang. Ibu dua anak ini khawatir memburuknya kualitas udara di Padang berdampak pada kesehatan kedua buah hatinya yang masih duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

“Keliatan sekali debunya. Misal mobil diparkir beberapa saja di luar, keliatan debunya menumpuk,” ujar Melisha.

Ia berharap Pemko Padang mengalihkan pendidikan sementara ke Daring atau sekolah dari rumah. Karena akan sulit mengontrol anak-anak untuk tidak main di luar ruangan.

Tari (40) juga merasakan kerisauan yang sama. Warga Ulak Karang, Padang itu mengaku telah mengurangi aktivitas di luar rumah dalam beberapa pekan terakhir. Termasuk melarang anak-anaknya agar tidak bermain di luar rumah.

"Sudah lama banget udaranya begini. Tapi kok pemerintah tidak berusaha mencari solusi," kata Tari.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement