Jumat 20 Oct 2023 22:29 WIB

Pekan Kebudayaan, Ajang Lestarikan Budaya Lokal Sukabumi

Pemajuan kebudayaan di Kota Sukabumi harus meningkatkan ekonomi lokal.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengatakan pekan budaya bisa menjadi ajang melestarikan budaya lokal Sukabumi, (ilustrasi).
Foto: Dok.Dokpim Pemkot Sukabumi
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengatakan pekan budaya bisa menjadi ajang melestarikan budaya lokal Sukabumi, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi menggagas Pekan Kebudayaan Nasional di Rumah Budaya Sukuraga, Kecamatan Warudoyong, Jumat (20/10/2023). Momen ini mendorong pelestarian budaya lokal dari Sukabumi.

 

Baca Juga

''Pemajuan kebudayaan di Kota Sukabumi harus meningkatkan ekonomi lokal di tengah persaingan global,'' ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji disela-sela membuka Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Ia menerangkan budaya yang tumbuh di Kota Sukabumi merupakan refleksi hasil kreativitas masyarakat.

Hal ini kata Kusmana, merupakan kekuatan lokal dan dapat menjadi modal sosial, namun acapkali dilupakan. Sehingga ia mengingatkan dan mengajak warga untuk tetap melakukan upaya perawatan budaya agar tidak tergerus oleh arus globalisasi. 

 

''Kebudayaan merupakan aset masyarakat dan sebagai pemiliknya harus memandang budaya lokal memiliki potensi yang dapat terus dikembangkan,'' terang Kusmana. Kebudayaan yang berkembang di Kota Sukabumi ini tidak terlepas dari nilai religius yang mengajarkan bahwa manusia harus menyadari terhadap eksistensi tuhan, berbuat baik terhadap sesama, dan memperlakukan alam sebagaimana mestinya.

Melalui kebudayaan lanjut Kusmana, manusia harus menyadari dan mengenal dirinya sendiri. Melalui sikap ini manusia akan memahami kehadiran dirinya di alam semesta dan akan mengejawantah dalam perilaku kehidupan.

Kusmana menuturkan, perilaku yang harus tumbuh dalam diri manusia berbudaya adalah sikap-sikap mulia, berintegritas, pemaaf, tidak iri atas keberhasilan orang lain. Selaik itu saling mendukung, merawat alam, dan menghindari larangan atau pantangan. 

“Membangun kebudayaan pada hakikatnya membangun peradaban dan harus menyadari, kemajuan suatu bangsa tergantung sejauh mana bangsa tersebut menjaga dan mengamalkan budayanya,'' ungkap Kusmana. Sebaliknya, ketika kebudayaan sendiri sudah tergerus oleh kebudayaan lain, ini merupakan pertanda kehancuran suatu bangsa. 

Pj Wali Kota mengingatkan, satu nilai budaya yang hilang akan berdampak pada kehidupan sosial. Gejala ini terlihat dari minat masyarakat terhadap budaya sendiri, budaya sunda yang mulai luntur.

Ditandai kata Kusmana, cara pandang global telah menyamarkan cara pandang masyarakat dalam melihat budaya lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement