REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bogor merupakan bagian tak terpisahkan dalam sejarah peradaban kebudayaan Jawa Barat, sejak masa kerajaan sampai dengan masa kolonial. Banyak peninggalan sejarah masa lalu yang terdapat di wilayah Bogor. Di antara peninggalan-peninggalan tersebut adalah naskah kuno.
Untuk menggali khazanah naskah kuno di wilayah Bogor, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang diketuai oleh Dr. Mamlahatun Buduroh, M.Hum. bekerja sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor menyelenggarakan Focus Group Discussion. Kegiatan ini diselenggarakan pada Kamis, 19 Oktober 2023 di kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bogor. Pustakawan, kelompok komunitas, dan pemangku adat di daerah Bogor turut hadir pada kegiatan ini.
Dalam kegiatan FGD tersebut, Dr. Munawar Holil, M.Hum. menyebutkan bahwa khazanah naskah Sunda cukup banyak. Di Perpustakaan Universitas Leiden terdapat 789 naskah, sedangkan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tercatat ada 404 naskah. Dosen Universitas Indonesia sekaligus Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara ini menyebutkan, selain tersimpan di lembaga, masih cukup banyak naskah Sunda yang menjadi koleksi masyarakat. Prof. Dr. Titik Pudjiastuti menyampaikan bahwa masyarakat bisa secara mandiri melakukan perawatan naskah dengan bahan yang sederhana. Beberapa bahan yang diperlukan untuk merawat naskah secara tradisional misalnya adalah merica, cengkeh, kapur sirih, arang, kain has, dan atau silica gel.
Dalam paparan Tommy Christomy, Ph.D. mengulas tentang definisi naskah Bogor. Beberapa alternatif disampaikan bahwa istilah naskah Bogor dapat merujuk pada naskah-naskah kuno yang ditemukan di wilayah Bogor dan sekitarnya. Pengertian lain juga dapat disematkan pada naskah-naskah kuno yang ditulis di daerah tersebut walaupun sekarang naskahnya menjadi koleksi di tempat lain.
Ia juga mengungkapkan mengenai naskah tareqat di Jawa Barat. Salah satu tim filolog FIB UI ini menyebutkan bahwa tarekat Syattariyah di Jawa Barat disebarkan oleh Syekh Abdul Muhyi. Terkait dengan naskah-naskah keagamaan di wilayah Bogor, Hendra Wijaya menyebutkan bahwa beberapa naskah Bogor adalah Al Quran, Manakib Syekh Abdul Qodir Jaelani, Manakib Syekh Ahmad Tijani, dan lain-lain. Selain berupa naskah keagamaan, ada juga yang berbentuk cerita, seperti Nyi Jaojah, Budak Hideung, dan lain sebagainya. Selain naskah keagamaan dan cerita, Raden Dadang dari Karadenan Kaum menyebutkan ada juga naskah Bogor yang memuat tentang silsilah.
Naskah-naskah Bogor cukup banyak. Di dalamnya terdapat khazanah pengetahuan leluhur. Kelima pembicara tersebut sama-sama menyepakati bahwa naskah patut dirawat dan dilestarikan.
Pada akhir kegiatan FGD, diputar video dokumenter penelusuran naskah Bogor yang telah jauh hari sebelumnya dilakukan oleh tim pengmas FIB UI yang terdiri dari Dr. Mamlahatun Buduroh, M.Hum., Dr. Rias Antho Rahmi Suharjo, M.A., Muhamad Rifki Astari, dan Farah Annisa Rizcher bekerja sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bogor serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Pada penelusuran awal ini, kami menemukan beberapa naskah tulisan tangan di Kampung Adat Urug, Kampung Adat Sindang Barang, dan Karadean Kaum. Ini merupakan bukti awal mengenai keberadaan naskah kuno di wilayah Bogor. “Masih banyak lagi naskah yang dikoleksi oleh masyarakat yang belum terdata. Salah seorang peserta FGD menyebutkan bahwa ada naskah kuno di daerah Citeureup, Ciampea, dan Jasinga. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan yang berkelanjutan untuk mengungkapkan khazanah naskah di wilayah Bogor dan sekitarnya.”ujar ketua tim.