REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan ekonomi masyarakat desa dalam skala yang lebih luas terus dilakukan. Berangkat dari hal itu, Institut Pertanian Bogor (IPB) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendorong inovasi ekosistem bisnis desa berbasis pemberdayaan ekonomi dan pendampingan masyarakat. Kerjasama dilakukan bersama Lapis Bogor Sangkuriang kreasi dari PT Agrinesia Raya.
Hal ini dilakukan dengan memfokuskan upaya pada pengembangan produk pertanian untuk dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pembentukan ekosistem bisnis desa.
Pada kesempatan ini, komoditas yang akan dikembangkan adalah Talas yang menjadi salah satu produk khas Bogor, sekaligus bahan baku dari Lapis Bogor Sangkuriang.
Kerja sama ini membuka peluang terjadinya mutualisme yang kuat antara berbagai pihak. Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan Talas, akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
Sementara itu, para petani talas akan mendapatkan dukungan pemberdayaan
dalam hal praktik penelitian pertanian yang lebih baik dari IPB University, pelatihan, dan akses pasar yang lebih luas melalui kolaborasi ini.
Lebih lanjut, kerja sama ini juga menyediakan fasilitas “Pojok UMKM IPB” yang mana produk-produk UMKM hasil binaan IPB dapat dipasarkan dan dipromosikan di gerai-gerai
Lapis Bogor Sangkuriang. Dengan kolaborasi yang terjalin, kedua pihak berharap bahwa upaya kolaboratif ini akan menciptakan ekosistem bisnis desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Pendiri sekaligus pemilik Lapis Bogor Sangkuriang Rizka Wahyu Romadhona mengatakan, kolaborasi yang terjalin ini memiliki kesan tersendiri. Talas, yang mungkin bagi banyak orang adalah bahan makanan biasa, memiliki makna yang berarti dalam perjalanan Lapis Bogor Sangkuriang.
“Bukan sekadar komoditas, Talas yang merupakan kearifan serta bahan baku lokal khas Bogor, telah memberi kami inspirasi dan kesempatan untuk berkembang. Dari keasliannya, kami memulai, dan dengan keaslian itu juga kami berkomitmen untuk memberi lebih banyak kontribusi dan manfaat positif kepada komunitas, termasuk petani talas, para UMKM, konsumen, hingga masyarakat luas,” ujar Rizka dalam sambutannya pada agenda penandatanganan MoU, yang berlangsung di toko resmi Lapis Bogor Sangkuriang di Dramaga, seperti dinukil pada Jumat (20/10/2023).
Marketing Director Lapis Bogor Sangkuriang Nanang Siswanto pihaknya ingin berkontribusi mendorong perubahan positif yang mampu memajukan masyarakat menjadi lebih berdaya saing.
“Lebih lanjut, kami juga akan berkolaborasi dengan IPB melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim untuk membantu pemberdayaan para UMKM binaan IPB yakni Pojok UMKM IPB. Kami akan membantu mengkurasi produk-produk mereka, sehingga produk tersebut dapat kami pasarkan di toko-toko Lapis Bogor Sangkuriang," kata Nanang.
Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria S.P, MSi mengatakan pembentukan kolaborasi antara IPB University melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim yang berperan sebagai pusat pengetahuan dan riset, dan Lapis Bogor
Sangkuriang sebagai perusahaan yang memiliki pengalaman industri, pengelolaan
sumber daya finansial, dan infrastruktur ini tentunya dapat saling melengkapi satu sama lain.
Kolaborasi ini bukan hanya tentang mengisi kontribusi dalam ekosistem bisnis, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem yang saling melengkapi, yang pada gilirannya akan
memberikan manfaat maksimal bagi para petani Talas.
"Ke depannya Lapis Bogor Sangkuriang dan Institut Pertanian Bogor berharap dapat membentuk kesinambungan antara bisnis, riset, dan komunitas. Lapis Bogor Sangkuriang percaya bahwa semangat yang sama akan membantu mencapai keberhasilan tujuan dan inovasi yang lebih besar di masa depan," kata dia.
Beberapa waktu lalu, IPB memiliki program Jumat Keliling, yakni mengunjungi belasan desa di lingkar kampus perguruan tinggi itu, mengangkat potensi lokal Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, berbaham talas. Dengan program Jumat Keliling (Jumling) itu, para pimpinan dan peneliti IPB memberikan informasi dan pelatihan mengenai berbagai potensi desa yang bisa dikembangkan untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi.