REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentunya setiap orang tidak ingin berada di keadaan darurat yang bisa mengancam jiwa. Namun, semua orang pasti punya risiko berada dalam keadaan bahaya.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memiliki keterampilan bertahan jika berada dalam bahaya.
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah keterampilan yang diajarkan kepada individu untuk memberikan pertolongan pertama dalam situasi darurat medis yang mengancam jiwa.
Keterampilan BHD penting karena dapat menyelamatkan jiwa, mengurangi risiko keparahan, membantu dalam situasi di mana bantuan medis profesional belum tiba, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan serta keselamatan dan masih banyak lagi.
Setiap orang, terutama yang berada dalam situasi-situasi berisiko, sebaiknya mempelajari BHD atau setidaknya memiliki pemahaman dasar tentang tindakan-tindakan yang harus diambil ketika dalam situasi darurat.
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, bersama Simulated Based Medical Education and Research - Indonesia Medical Education and Research Institute (SIMUBEAR - IMERI) yang bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Koja menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan kegawatdaruratan medis sehari-hari bagi masyarakat awam.
Kegiatan tersebut digelar di Rusunawa Sindang, di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Program pengmas yang diketuai oleh Dr. dr. Aida Rosita Tantri, Sp.An-KAR ini terlaksana melalui sumber pendanaan Hibah Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI Tahun 2023.
Kegiatan Pelatihan BHD dan Kegawatdaruratan Medis ini mendapatkan sambutan positif dari Kepala Puskesmas Kecamatan Koja, drg. Ma'mun.
“Saya merasa sangat berterima kasih dengan adanya pelatihan dari FKUI kepada masyarakat Rusunawa Sindang, kecamatan Koja untuk belajar melakukan pertolongan pertama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap drg. Ma'mun.
“Seperti kita ketahui kejadian kegawatdaruratan medis dapat terjadi secara tiba-tiba, dan sangat penting untuk mengetahui dan menerapkan pertolongan pertama kepada korban.” Sambungnya.
Dalam kesempatan ini, para narasumber menyajikan berbagai materi, termasuk teknik BHD untuk orang dewasa dan anak-anak, prosedur transportasi korban, teknik pembalutan dan pembidaian, serta langkah-langkah pertolongan awal pada kasus-kasus darurat seperti mimisan, dehidrasi, heat stroke, kejang, asma, dan gigitan ular.
Setelah penyampaian materi dan demonstrasi cara penanganan oleh para narasumber, peserta pelatihan dibagi menjadi empat kelompok untuk mendapatkan penjelasan lebih mendetail serta praktik langsung terkait materi yang telah dipresentasikan sebelumnya kemudian dilanjutkan dengan penutupan acara.
(Masyarakat sedang melakukan praktik pembidaian dengan arahan narasumber)
Acara ini menjadi langkah penting dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam merespon keadaan darurat medis sehari-hari.