Senin 16 Oct 2023 23:48 WIB

Dampak Kekeringan di Lombok Tengah Meluas, BPBD: Dari 6 Kecamatan jadi 8 Kecamatan

Saat ini ada 8 kecamatan yang mengalami kekeringan air bersih dampak El Nino.

Aparat kepolisian menyalurkan air bersih di Lombok Tengah (ilustrasi). BPBD menyatakan, wilayah kekeringan di Lombok Tengah meluas.
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Aparat kepolisian menyalurkan air bersih di Lombok Tengah (ilustrasi). BPBD menyatakan, wilayah kekeringan di Lombok Tengah meluas.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan jumlah kecamatan yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2023 semakin meluas. BPBD menyatakan, wilayah yang mengalami kekeringan dari yang sebelumnya enam kecamatan kini telah menjadi delapan kecamatan.

"Saat ini ada 8 kecamatan yang mengalami kekeringan air bersih dampak El Nino yang berkepanjangan ini," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Ma’ruf di Praya, Senin (16/10/2023).

Delapan kecamatan yang terdampak kekeringan itu, yakni Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat, Praya, Praya Tengah dan Kecamatan Pringgarata. "Untuk Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Kopang dan Janapria masih aman," katanya.

Ia mengatakan, kekeringan saat ini diperkirakan masih terus berlanjut dan akan panjang. Bahkan diperkirakan kekeringan akan terjadi hingga akhir November 2023 dan musim hujan akan datang pada awal Desember 2023.

Dengan kondisi itu maka droping air bersih harus tetap dilakukan untuk masyarakat. “Air yang sudah kita droping kepada masyarakat sudah 230 tangki dari enam mobil tengki yang ada. Jadi stok untuk air bersih kita sebenarnya untuk 100 tangki, makanya saat ini anggaran sudah habis, meski begitu tapi distribusi air bersih tidak boleh berhenti dan sampai dengan saat ini kita masih distribusikan air,” katanya.

Ia mengatakan, status kekeringan di Lombok Tengah saat ini telah dinaikkan menjadi tanggap darurat dari sebelumnya siaga darurat. Untuk siaga darurat ini diperkirakan hingga November mendatang, meski begitu pihaknya sampai saat ini belum meminta bantuan untuk penambahan distribusi air ke Pemprov NTB.

“Kita masih melakukan pendistribusian air dengan memanfaatkan sumur bor yang ada di BPBD. Artinya meski anggaran habis tapi tidak menjadi kendala untuk kita bisa berbuat untuk masyarakat,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement