Selasa 17 Oct 2023 04:59 WIB

Analis Jelaskan Mengapa Intelijen Israel Sampai Bisa Kebobolan oleh Operasi Badai Al Aqsa

Israel telah diberi informasi oleh Mesir terkait pergerakan Hamas, tetapi diabaikan.

Para pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi pro Palestina di London, Sabtu, 14 Oktober 2023. Tuan rumah Kampanye Solidaritas Palestina melakukan pawai untuk mendukung warga Palestina yang terjebak dalam perang antara Israel dan Hamas. (Foto AP/Kin Cheung)
Foto:

Senada, seorang pensiunan jenderal Israel, Amir Avivi, juga mengatakan tanpa pijakan di Gaza, dinas keamanan Israel semakin bergantung pada sarana teknologi untuk mendapatkan informasi intelijen. Dan menurutnya, para pejuang di Gaza telah menemukan cara untuk menghindari pengumpulan intelijen teknologi tersebut.

“Pihak lain belajar untuk menghadapi dominasi teknologi kami dan mereka berhenti menggunakan teknologi yang dapat mengungkapnya,” kata sosok yang bertugas sebagai penyalur materi intelijen di bawah mantan kepala staf militer dikutip Associated Press pekan lalu. 

Avivi menjelaskan bahwa para pejuang Palestina tidak menggunakan telepon atau komputer. Mereka selalu mengomunikasikan urusan sensitif di ruangan yang dilindungi secara khusus dari spionase teknologi atau melakukan gerakan bawah tanah.

“Mereka sudah kembali ke Zaman Batu,” katanya yang juga adalah presiden dan pendiri Israel Defense and Security Forum, sebuah kelompok garis keras yang terdiri atas mantan komandan militer.

David Khalfa, salah satu direktur Observatorium Afrika Utara dan Timur Tengah di lembaga pemikir Prancis, Fondation Jean-Jaurès, mengatakan, bahwa Hamas memanfaatkan kerentanan Israel dalam menggelar "Operasi Badai Al-Aqsa" yang mematikan.

David Khalfa mengungkapkan serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam hal skala maupun kecanggihannya. Sejak Perang Yom Kippur pada 6 Oktober 1973, baru kali ini, Israel kembali merasakan serangan hebat dan cepat dari luar.

"Israel tidak pernah dihadapkan pada invasi darat berskala penuh seperti ini," katanya.

"Kita berbicara tentang pasukan komando Hamas - pasukan khusus yang beroperasi jauh di dalam wilayah Israel - dengan modus operandi layaknya tentara sungguhan," ujarnya, menambahkan.

Khalfa menilai, pasukan Hamas saat ini mulai teruji dalam pertempuran. Mereka dilatih dan dilengkapi dengan sumber daya taktis modern dan bertempur di beberapa tempat, mengirim delapan truk pickup dengan sekitar delapan orang bersenjata dalam satu kendaraan. 

Pergerakan seperti itu sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah serangan kejutan besar-besaran, sebuah serangan terkoordinasi yang membutuhkan tingkat kecerdasan dan persiapan dari pihak Hamas. 

"Mungkin juga dukungan logistik dari Jihad Islam di satu sisi dan Hizbullah serta Iran di sisi lain. Hal itu akan sangat membantu untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi saat ini," katanya. 

photo
Tiga Front Perlawanan Palestina - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement