REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH -- Jalan layang (flyover) Kelok Sembilan memiliki daya tarik tersendiri sejak diresmikan pada 2013. Selain menjadi penghubung dua provinsi, flyover Kelok Sembilan juga menjadi salah satu destinasi wisata. Banyak juga fotografer yang mengabadikan Kelok Sembilan melalui lensa.
Sayangnya, estetika flyover Kelok Sembilan harus tercemar oleh pedagang kaki lima (PKL) yang membangun tenda di pinggir jalan. Selain itu, lokasi di sekitar flyover juga kotor karena sampah yang di buang di pinggir jalan bahkan ke jurang.
Republika.co.id melihat sendiri bagaimana pedagang dengan mudah membuang sampah sisa makanan pembeli ke jurang di belakang tenda PKL. Selain itu, tidak banyak pedagang yang menyediakan tempat sampah di lokasi mereka berjualan. Sampah-sampah juga terlihat di sepanjang flyover, terutama di pinggir jalan.
Hal ini diamini warga Sumatra Barat Muhammad Arif Pribadi. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Padang mengungkapkan seharusnya pemerintah bisa menata dan mengelola wilayah tersebut agar tetap tertib.
Arif memahami PKL juga mencari rezeki di kawasan tersebut karena ada banyak pengunjung dan pengendara yang berhenti untuk menikmati pemandangan Kelok Sembilan. Sehingga, menurutnya perlu peran pemerintah untuk menata agar tidak rusak.
Selain itu, Arif menilai sangat berbahaya bagi PKL dan orang yang jajan di sana karena kerap terjadi kecelakaan. Misalnya mobil hilang kendali atau truk rem blong yang dapat menabrak lapak-lapak PKL di Kelok Sembilan.
"Saya tidak menyalahkan PKL. Tapi sebaiknya dibuatkan tempat khusus buat pedagang tapi tidak di situ. Agak jauh sedikit. Karena bahaya juga buat PKL-nya," ucap Arif kepada Republika.co.id, Kamis (12/10/2023).
Terlepas dari kehadiran PKL....