REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Ririe) mengingatkan pentingnya membenahi tata kelola museum agar makin diminati masyarakat. Ririe menuturkan, terbengkalainya museum di Indonesia saat ini karena adanya persepsi museum tak berkaitan langsung dengan hajar hidup orang banyak.
"Terbengkalainya museum kita saat ini, karena museum dinilai tidak berkaitan langsung dengan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Persepsi ini merupakan tantangan kita semua," kata Ririe, dalam keterangan, Rabu (11/10).
Ririe mengatakan, momentum Hari Museum Nasional pada Kamis (12/10/2023), seharusnya bisa dimanfaatkan untuk penegasan terkait pemahaman sejarah yang menjadi bagian penting dalam proses merawat nilai-nilai kebangsaan. Hal ini tidak boleh dilepaskan dari hajat hidup orang banyak di negeri ini.
Anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah ini menambahkan, keberadaan museum yang baik merupakan bagian dari proses memahamkan sejarah yang penting bagi penanaman nilai-nilai kebangsaan setiap warga negara. Ia menilai carut marutnya tata kelola museum di Indonesia memerlukan kepedulian dan gerak bersama untuk memperbaikinya.
Dosen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Daud Aris Tanudirjo mengakui dalam dua dasawarsa terakhir terjadi peningkatan perkembangan yang cukup berarti pada kegiatan permuseuman. Yakni, sejak diberlakukannya Tahun Kunjungan Museum pada 2010.
Namun, menurut Daud, harus diakui perubahan wajah museum belum dibarengi dengan kebijakan yang memadai. Permuseuman Indonesia, ujar Daud, kental dengan pengembangan museum secara konvensional, sehingga berpotensi tertinggal dari negara lain.
Ia menegaskan, kebijakan-kebijakan yang ada saat ini, seharusnya lebih mendorong untuk memfasilitasi peningkatan pengelolaan museum. Menurutnya, saat ini terdapat sejumlah kelemahan dalam pengelolaan museum antara lain terkait kualitas sumber daya manusia (SDM), kemampuan tata kelola museum serta hubungan museum, dan masyarakat yang masih rendah.
Sementara, Koordinator Museum dan Cagar Budaya, Kemendikbudristek, Prabawa Dwi Putranto mengaku fungsi dari lembaga yang dipimpinnya antara lain meliputi pengelolaan koleksi, pelestarian cagar budaya, dan koleksi benda seni.
Saat ini, ujar Prabawa, pengelolaan Museum dan Cagar Budaya sudah berbentuk badan layanan umum (BLU) untuk meningkatkan kemandirian pengelolaan museum dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Selain itu, jelas Prabawa, keberadaan BLU juga merupakan bagian dari upaya pemerintah memperbaiki tata kelola museum.