REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir dinilai berpeluang lebih besar menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Bahkan, Erick dinilai lebih unggul dibandingkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa maupun Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Kalau saya pribadi melihat tiga nama itu, yang paling ideal untuk menjadi cawapres Prabowo itu adalah Erick Thohir," kata Direktur Executive Partner Politik Indonesia, AB Solissa dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Solissa menilai, keunggulan Erick dibanding dua nama lain adalah dari sisi kinerja. Ketua Umum (Ketum) Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut bahkan berhasil mentransformasi BUMN setelah bertahun-tahun lamanya perusahaan pelat merah berada di titik nadir.
Kinerja Erick ditunjukkan dengan berhasilnya menyehatkan keuangan BUMN. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya pendapatan BUMN mencapai Rp 2.613 triliun pada 2022, atau naik dari Rp 2.292 triliun pada 2021.
Dampaknya, BUMN meraup laba sebesar Rp 303 triliun pada 2022, yang merupakan raihan terbesar dalam sejarah. Meningkatnya laba selaras dengan dividen BUMN yang disetorkan kepada negara mencapai Rp 80 triliun.
Selain faktor kinerja, Solissa menyebut, Erick juga unggul dari segi elektabilitas. Hal itu merupakan hal yang menguntungkan bagi Prabowo jika dipasangkan dengan Erick.
Dari berbagai survei, elektabilitas Erick memang selalu menduduki posisi pertama. Misalnya pada temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Agustus 2023 memperlihatkan elektabilitas Erick Thohir berada di angka 15,9 persen.
Hasil serupa juga ditunjukkan Polling Institute periode Agustus 2023, yang menempatkan Erick di posisi pertama dengan torehan 15,1 persen dari simulasi 19 nama. Nama menteri andalan Presiden Jokowi tersebut tetap berada di posisi pertama dalam simulasi lima nama Polling Institute dengan 24,5 persen.
"Hampir semua temuan, kalau kita bicara Erick Thohir yang paling di atas, Erick Thohir yang paling tertinggi survei elektabilitasnya," ujar Solissa.