REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menyampaikan pelaksanaan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2023 diharapkan dapat meningkatkan literasi membaca di masyarakat.
"Meningkatkan literasi itu dengan pameran. Pameran bukan sekadar membawa buku baru, tapi tempat bertemu dengan ilmu pengetahuan," ujar Ketua Umum IKAPI Arys Hilman Nugraha dalam konferensi pers IIBF di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Ia mengemukakan literasi pada dasarnya adalah kemampuan seseorang untuk memahami kondisi, menggunakannya sebagai akses pengetahuan, dan memanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup. "Jadi, kalau hanya sampai kemampuan membaca tapi tidak bermanfaat terhadap kehidupannya berarti literasinya belum terbangun," tuturnya.
Arys menambahkan seseorang bisa saja memiliki minat baca tapi terdapat persoalan terhadap akses bahan bacaan maka literasinya juga tidak akan terbangun. "IIBF diharapkan semakin mendekatkan masyarakat kepada buku. Buku, akses kepada buku, dan pembudayaan kebiasaan membaca adalah kunci bagi kapasitas literasi," katanya.
Menurut dia, tak ada bangsa yang bergerak maju tanpa dibarengi dengan kenaikan indeks literasi. Keduanya berjalin berkelindan karena literasi pada dasarnya merupakan kemampuan manusia untuk menyerap informasi demi peningkatan kualitas diri. "Semakin literat sebuah bangsa, semakin laju ia dalam kemajuan," ucapnya.
Arys juga mengatakan IIBF bertujuan menjadi tempat dan penghubung bagi semua penggerak ekosistem perbukuan, yaitu penerbit, pembaca, penulis, pemerintah, dan siapa saja yang ada dalam industri buku.
Selain itu, ia menambahkan juga akan diselenggarakan Anugerah Ikapi (Ikapi Awards), business matchmaking, dan Indonesia Rights Fair (IRF) yang merupakan wadah transaksi hak cipta yang menghadirkan lebih dari 50 peserta baik dari dalam dan luar negeri.
Pada tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia-Korea. Diharapkan dengan menjadi tamu kehormatan di IIBF 2023 ini semakin banyak buku-buku dan kebudayaan Korea yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
Dalam kesempatan itu, Korean Cultural Center Indonesia (KCCI), Kim Hyun Koo mengatakan pihaknya akan mengundang penulis novel best seller serta penulis webtoon, ahli kaligrafi, dan desainer sampul asal Korea untuk berbagi pengalaman. "Kami juga akan bawa 500 buku baru terbitan sejak 2021 yang terkait dengan Indonesia dan Korea," ujarnya.