REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Dampak kebakaran TPA Putri Cempo yang masuk ke pemukiman warga membuat lansia dan balita harus diungsikan ke tempat yang lebih aman. Hal tersebut mengingat kebakaran belum padam meski telah 48 jam berlangsung.
Tokoh masyarakat setempat Supardi mengatakan belasan balita dan lansia di Kampung Jatirejo RT 3 RW 39 Mojosongo memilih diungsikan ke rumah saudara. Menurut warga rentan tersebut diungsikan sejak TPA Putri cempo terbakar.
"Sejak Sabtu itu lansia dan balita mengungsi. Cucu saya itu juga mengungsi, karena asap itu mengganggu pernapasan. Kalau ngungsi kemana semua kami kurang tahu, karena tidak terkoordinir. Lansia itu di sini ada 20-an, kalau balita ya belasan," kata Supardi saat ditemui di rumahnya, Senin (18/9/2023).
Salah seorang warga, Madong (46 tahun) mengatakan kebakaran itu jadi yang terbesar jika dibandingkan pada 2019. "Biasanya kalau sore sampai malam itu, tergantung angin. (Bikin sesak nafas?) lumayan sih. (Tapi gak ngungsi?) saya tidak anak-anak di rumah terus tidak keluar, karena mengungsi jauh di kelurahan, kalau pas asap banyak itu ya pakai masker," ujarnya.
Sementara itu Suyati (54) mengaku sebagian warga mengungsi ke lokasi yang aman. Namun, juga banyak warga yang memilih bertahan.
"(Asap) masuk ke kampung sini, kemarin malam itu gelap sekali. Ya kalau yang punya sesak nafas langsung pergi (mengungsi) yang punya bayi (balita) itu langsung pergi semua. Saya gak ngungsi masih kuat di sini, kemarin juga disuruh ke tempat anak saya di Gemolong tapi gak mau," ujarnya
Dia mengaku asap pekat itu sering masuk ke pemukiman saat udara berhembus ke utara. Biasanya saat sore sampai malam hari. "Turunnya asap gak tentu, biasanya kalau ada udara besar ke sini langsung gelap," katanya.