Senin 18 Sep 2023 23:08 WIB

Pengamat: Tak Ada Jaminan Koalisi Besar Pendukung Prabowo Bisa Bertahan

Agenda perubahan Demokrat dinilai akan menyesuaikan usai gabung dengan Prabowo.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Peta koalisi usai Partai Demokrat menyatakan mendukung Prabowo Subianto.
Foto: Republika
Peta koalisi usai Partai Demokrat menyatakan mendukung Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendukung Prabowo Subianto bertambah dengan masuknya Partai Demokrat. Kehadiran Demokrat memperkuat dukungan terhadap Prabowo yang sebelum juga disuarakan olehGolkar dan PAN.

Namun, pengamat politik, Arif Susanto menilai, semua itu belum memberi jaminan apa-apa

Baca Juga

Ia merasa, selama belum didaftarkan ke KPU, belum ada kekuatan dari partai manapun yang bisa disebut final sebagai pendukung. Menurut Arif, ini berlaku untuk semua poros baik poros Prabowo, Ganjar maupun Anies.

"Betul hari in Prabowo didukung kekuatan besar politik yang ada di parlemen, tapi tidak ada yang menjamin koalisi ini bertahan sampai pendaftaran nanti," kata Arif kepada Republika, Senin (18/9).

Arif merasa, semua kemungkinan bisa terbuka, termasuk terjadinya perubahan dukungan dari partai-partai yang sudah ada. Kemungkinan pertama dipengaruhi pembagian kekuasaan dari poros-poros tersebut.

Bahkan, ia mengingatkan, itu pula yang jadi motif hengkangnya Muhaimin Iskandar dan PKB dari KKIR yang sekarang menjadi KIM. Tepatnya, ketika keinginan Cak Imin dan PKB tidak terakomodasi Prabowo dan Gerindra.

Kedua, kesesuaian gagasan politik. Misal, PDIP dan PKS yang memiliki jarak ideologis cukup jauh sangat masuk akal kalau tidak mau bekerja sama, baik dari PDIP kepada PKS maupun sebaliknya, PKS kepada PDIP.

Namun, ia menekankan, kondisi itu tidak terlihat dari KIM. Bahkan, Arif mengingatkan, semakin banyaknya anggota koalisi, termasuk partai non-parlemen seperti PBB dan Gelora, membuat potensi konflik membesar.

"Sebab, semakin banyak anggota koalisi, semakin banyak pula sumber daya kekuasaan yang harus didistribusi dan peluang anggota koalisi tidak puas membesar," ujar analis politik dari Exposit Strategic tersebut.

Selain itu, terbuka kemungkinan anggota-anggota koalisi memakai alasan pembenar ketika gagasan politik yang mereka usung berbeda satu sama lain. Menurut Arif, walau ada persamaan, tapi tidak mungkin persis.

"Di koalisi manapun terjadi, pun PDIP dan PPP yang hari ini mungkin solid, tapi tidak mungkin 100 persen persis," kata Arif.

Terkait agenda perubahan yang dibawa Demokrat, ia menambahkan, tampaknya akan mengalami pergeseran setelah masuk ke poros Prabowo. Tidak cuma Demokrat dan Prabowo, kondisi itu dialami pula Koalisi Perubahan.

"Semua kekuatan politik ini pada akhirnya akan bicara dengan langgam yang kurang lebih sama," ujar Arif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement