REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Menteri BUMN terus disuarakan oleh berbagai pihak menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Ade Reza Hariyadi, hal itu dikarenakan Erick memiliki daya tarik elektoral tinggi.
"Erick Thohir punya peluang besar untuk dipinang sebagai cawapres, ia dianggap punya daya tarik elektoral tinggi bagi pemilih," kata Ade saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (16/09/2023).
Terbukti dalam hasil survei nasional Polling Institute periode Agustus 2023, Erick Thohir berhasil menduduki posisi teratas sebagai cawapres dengan torehan 24,5 persen dalam simulasi lima nama. Dia meraih suara tertinggi.
Erick berhasil mengalahkan kandidat potensial lainnya seperti mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Menparekraf Sandiaga Uno, Ketum Demokrat Agus Harimruti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.
Ade menuturkan, keunggulan kuat Erick dari sisi daya elektoral yang tinggi semakin memantik hadirnya banyak dukungan kuat. Sosoknya semakin jadi cawapres paling potensial berkat penerimaan positif dari banyak kalangan masyarakat.
Terlebih, menteri andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut sudah teruji sebagai pemimpin nasional. Mulai dari menghadirkan transformasi BUMN, memberantas korupsi, dan meningkatkan pendapatan BUMN dengan laba dan dividen tinggi.
Kecemerlangan kepemimpinan Erick berhasil membuat kenaikan laba BUMN yang sangat konsisten hingga mencapai Rp 303 triliun pada 2022. Sementara dividen Kementerian BUMN kepada negara menyentuh angka Rp 80 triliun.
Berkat itu semua, Ade menilai, Erick banyak didukung masyarakat karena sudah teruji sebagai pemimpin berprestasi. Adapun beberapa pemilih masyarakat mendukung Erick seperti kalangan anak muda, kalangan Nahdlatul Ulama (NU), pelaku usaha, dan pecinta sepak bola. "Saya kira ini yang membedakan dengan kandidat cawapres lain," ucap Ade.