Kamis 14 Sep 2023 13:49 WIB

PKS Gelar Rapat Majelis Syura Besok, Hilal Sudah Terlihat

Rapat Majelis Syura akan memutuskan apakah PKS dukung Muhaimin jadi cawapres Anies.

Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri. Majelis Syura PKS akan menggelar rapat terkait koalisi AMIN pada Jumat (15/9/2023).
Foto:

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menilai, tak ada hambatan berkoalisi antara PKB dan PKS. Meskipun basis massa Islam kedua partai politik kerap dianggap publik bertentangan.

PKB dengan basis massa dari Nahdlatul Ulama (NU) atau pemilih beragama Islam di pedesaan. Sedangkan basis konstituen PKS adalah pemilih Muslim di perkotaan, sehingga mereka kuat di Jawa Barat dan DKI Jakarta.

"Jika pasangan ini bisa mengkapitalisasi kedua golongan basis massa, ini bisa menjadi keuntungan kedua pasangan ini. Saya melihat sebaliknya bahwa ada potensi dua kekuatan massa tersebut bersatu," ujar Romli saat dihubungi, Rabu (13/9/2023).

PKS dan PKB dengan basis pemilih Islam yang berbeda akan saling melengkapi pasangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. ditambah dengan Partai Nasdem yang berideologi nasionalis yang semakin menguatkan pasangan tersebut. 

"PKB cenderung memiliki basis massa di pedesaan dan PKS di perkotaan. Maka koalisi saling mengisi dan melengkapi satu sama lain, jadi ini bisa menjadi kekuatan bagi kedua pasangan ini," ujar Romli.

Pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai PKS adalah partai yang saat ini bisa leluasa menentukan pilihan capres tanpa terpengaruh partai lain di koalisi. Penyebabnya, PKS adalah partai dengan basis pemilih cukup kuat dan tidak membaur dengan pemilih partai lain.

"Partai sepadan PKS soal pemilih sementara ini adalah PDIP, dengan kondisi itu membuat PKS leluasa menentukan pilihan capres, karena mereka tidak terpengaruh dengan partai lain. Untuk itu, hadirnya PKB di koalisi, sangat mungkin tidak pengaruhi keputusan PKS, mereka tetap merdeka tanpa tekanan untuk tetap di dalam," ujar Dedi dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).

Selain itu, Dedi menilai faktor yang mendasari PKS lebih mungkin tetap mendukung Anies dan tidak bergabung ke koalisi lain karena kedekatan pemilihnya dengan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Hubungan pemilih PKS dan Anies ini lebih erat dibandingkan calon lain.

"Pemilih PKS sejauh ini telah miliki keeratan hubungan dengan Anies, bahkan dibanding dengan kandidat lain, hanya Anies yang paling dekat dengan karakter Anies," ujarnya.

Kedua, Dedi melanjutkan, relasi antara PKS dan Anies juga sudah terjalin cukup lama sejak Pilkada DKI Jakarta. "Bahkan di DKI Jakarta dan Jawa Barat, jauh hari sebelum deklarasi dukungan Anies, pemilih PKS telah menetap di Anies," ujarnya.

Karena itu, Dedi menilai ada perbedaan karakter pemilih di Koalisi Perubahan khususnya antara PKS dan PKB. Namun demikian, kondisi ini tidak menjadi penghalang bagi partai ini dalam satu koalisi.

"Justru, dengan perbedaan karakter pemilih PKS dan PKB, ini akan membuat koalisi kuat," ujarnya. 

In Picture: Usai Pertemuan, Anies-Syaikhu-Muhaimin Gelar Konpers Bersama

photo
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement