Kamis 14 Sep 2023 13:49 WIB

PKS Gelar Rapat Majelis Syura Besok, Hilal Sudah Terlihat

Rapat Majelis Syura akan memutuskan apakah PKS dukung Muhaimin jadi cawapres Anies.

Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri. Majelis Syura PKS akan menggelar rapat terkait koalisi AMIN pada Jumat (15/9/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri. Majelis Syura PKS akan menggelar rapat terkait koalisi AMIN pada Jumat (15/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Wahyu Suryana, Fauziah Mursid

Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa Majelis Syura PKS akan menggelar rapat pada Jumat (14/9/2023) pukul 14.00 WIB. Rapat tersebut akan membahas usulan Abdul Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Rasyid Baswedan.

Baca Juga

Kendati belum menyampaikan sikap resminya, ia mengatakan silaturahim Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke Kantor DPP PKS merupakan pertanda positif bagi Koalisi Perubahan. Khususnya terkait sikap PKS mendukung pasangan Anies-Muhaimin.

"Hilal dari awal bulan sudah ada, jadi tidak usah khawatir itu. Sebetulnya malah dari kemarin silaturahim kebangsaan itu kan bukan hanya hilal, sudah bulan purnama itu," ujar Hidayat di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Rapat yang digelar besok itu akan menjadi forum PKS mendengarkan pandangan semua anggota Majelis Syura dari seluruh Indonesia. Nantinya, rapat tersebut akan menghasilkan satu kesimpulan yang akan menjadi keputusan resmi DPP PKS untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Mereka mewakili warga PKS dari seluruh Indonesia, kami akan mendengar dari mereka, dan sekaligus juga kami akan melaporkan apa yang kemarin sudah dicapai dan kemudian akan diputuskan bersama-sama," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri, pun sudah mengomentari silaturahim petinggi Nasdem-PKB-PKS, pada Selasa (12/9/2023) lalu. Salim berharap, pertemuan yang disebutnya silaturahim kebangsaan itu bisa berlanjut.

"Semoga silaturahim kebangsaan ini berlanjut menjadi gerakan perubahan yang merangkul semua elemen umat dan bangsa," kata Salim melalui cuitan di Twitter @salimsegaf yang sudah dikonfirmasi Republika, Rabu (14/9/2023).

Salim berpendapat, keberlanjutan  penting demi mewujudkan cita-cita dalam proklamasi. Mulai dari mewujudkan Indonesia yang bersatu, mewujudkan Indonesia yang demokratis, bangkit dari ketertinggalan, Indonesia adil dan sejahtera.

Salim turut mengomentari langkah Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, yang menyanyikan lagu Ya Lal Wathon di Kantor DPTP PKS saat itu. Apalagi, lagu Ya Lal Wathon memang sangat lekat dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Hal itu dilakukan Syaikhu ketika memberikan sambutan dalam pertemuan tersebut. Syaikhu mengajak mereka yang hadir untuk berdiri, sama-sama menyanyikan yang diakhiri sambutan suka cita semua tamu-tamu yang hadir.

Ya Lal Wathon sendiri dapat diartikan sebagai cinta Tanah Air. Salim berpendapat, cinta Tanah Air, menjaga integritas dan kedaulatan NKRI harus sejalan dengan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

"Tak ada diskriminasi, tak ada sikap pengecut menghadapi segala tantangan. Make Indonesia Great Again," ujar Salim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement