REPUBLIKA.CO.ID, KOTA JAMBI -- Sukarelawan Srikandi Ganjar Jambi mengajak perempuan milenial untuk menekuni bisnis dan usaha katering. Pasalnya potensi keuntungan yang didapatkan bisa mencapai puluhan juta per bulannya.
Sebab itu Srikandi Ganjar Jambi bekerja sama dengan Wanda Catering menggelar pelatihan pembuatan tumpeng mini di Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
“Biasanya acara-acara pernikahan, khitanan, dan perayaan ulang tahun memesan katering, dan tumpeng mini bisa jadi salah satu pilihan,” kata Korwil Srikandi Ganjar Jambi, Fenty Pronika di lokasi.
Tumpeng mini biasanya disajikan untuk satu orang layaknya nasi boks. Uniknya, kudapan ini disajikan di wadah unik dengan tutup mika yang transparan, sehingga makanan dapat terlihat dari luar.
Harga tumpeng mini cukup variatif, mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu per satu boks. Jika pesanan katering mencapai ratusan bahkan ribuan box, kata Fenty, keuntungan yang didapat pun bisa berlipat-lipat.
“Di Jambi sendiri, acara-acara seperti itu sangat diperlukan sekali tumpeng mini ini. Apalagi acara-acara tersebut cukup banyak diadakan oleh masyarakat,” ujar dia.
Fenty pun berharap perempuan milenial bisa melihat peluang bisnis katering sebagai potensi usaha yang bisa dikembangkan. Sehingga para milenial semakin maju dan berkembang.
“Buat para milenial, semoga bisa membuka usaha tumpeng mini lebih besar lagi seperti yang sudah dilakukan para pengusaha katering lainnya,” kata dia.
Founder Wanda Catering Dwi Wanda Pratiwi setuju dengan pernyataan Fenty. Sebagai pengusaha tumpeng mini, Wanda sudah merasakan sendiri berbagai keuntungan dari menekuni bisnis katering.
“Potensi untungnya juga sangat lumayan. Alhamdulillah sampai puluhan juta per bulannya,” kata dia.
Menurut Wanda, keuntungan tersebut bisa didapat karena usaha katering selalu dibutuhkan banyak orang yang menggelar berbagai acara untuk menjamu para tamu undangan.
Di Jambi sendiri, kata Wanda, pesanan tumpeng mini sebagai salah satu menu katering cukup banyak. Dia pun berharap bisnis ini bisa diteruskan oleh banyak perempuan milenial.
“Mudah-mudahan para milenial bisa merintis usaha dengan sabar dan tekun dalam merintis usahanya. Semoga termotivasi untuk ke depannya,” ujar dia.
Dalam pelatihan pembuatan tumpeng mini, para perempuan milenial diajarkan membuat nasi kuning beserta lauk-lauknya semisal ayam goreng, tempe orek, telur, hingga bihun.
Para milenial juga mempraktikkan cara membentuk dan memadatkan nasi kuning menjadi bentuk tumpeng. Kemudian menghiasnya dengan aneka pelengkap seperti wortel sampai selada.
Bukan kali ini saja kelompok relawan serupa memberikan pelatihan tentang kuliner. Sebelumnya, relwawan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar workshop atau pelatihan cara membuat kue mille crepes bareng perempuan milenial.
Workshop atau pelatihan cara membuat kue mille crepes merupakan kegiatan terbaru perempuan pendukung Ganjar itu berkolaborasi dengan Omah Dessert Jogja.
Adapun kegiatan itu dilaksanakan di Kedai Oak, Jalan Wahid Hasyim Nomor 50, Ngropoh, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kordinator Wilayah Srikandi Ganjar DIY Herawati mengatakan pihaknya mengadakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan kepada perempuan milenial dalam membuat camilan.
Dia menuturkan, pembuatan kue bisa membantu mereka meningkatkan perekonomian keluarga jika ditekuni, karena pembuatan kue mille crepes itu tidak membutuhkan biaya yang besar.
"Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan ide kepada para peserta untuk membuka bisnis baru yang tidak memerlukan modal banyak, memberikan ide masakan, menambah hobi, dan tentunya memberikan kegiatan positif seperti memasak," kata Herawati, demikian dilansir dari Antara.