REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Jakarta pada Senin (11/9/2023) sore menunjukkan kondisi yang cukup berbeda dari biasanya. Jika biasanya bergerak di indeks kualitas udara di atas 150 IQ US alias tidak sehat, kini indeks bergerak jauh lebih rendah dan berada di peringkat ke-33 se-dunia.
Berdasarkan data IQ Air, pada Senin (11/9/2023) sekira pukul 17.18 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta 63 IQ US dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 18 mikrogram per meter kubik. Angka itu menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara di Jakarta secara umum dalam kategori sedang.
Diketahui, untuk masuk kategori baik, indeks kualitas udara berada di rentang PM2.5 sebesar 0-50, dimana tingkat kualitas udara tidak memberikan efek bagi kesehatan, manusia, atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, ataupun nilai estetika.
Kategori sedang yakni bergerak di rentang 50-100 IQ US, yakni kualitas udaranya tidak berpengaruh pada kesehatan masyarakat manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, kategori berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Angka indeks kualitas udara tersebut cenderung jauh berbeda dibandingkan biasanya. Data yang sama menunjukkan pada Ahad (10/9/2023) secara umum indeksnya 149 IQ US atau kategori tidak sehat bagi kelompok sensistif, pada Sabtu (9/9/2023) angkanya 147 IQ US. Adapun pada Jumat (8/9/2023) secara umum indeksnya 154 IQ US atau kategori tidak sehat.
Sebelumnya diketahui, kualitas udara di DKI Jakarta sempat membaik pada saat penyelenggaraan KTT ASEAN pada 5-7 September 2023 lalu. Ke depan, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap perbaikan kualitas udara tidak hanya terjadi pada saat adanya event tertentu, tetapi berkelanjutan. Upaya yang paling ditekankan diantaranya adalah pemasangan water mist di gedung-gedung tinggi di Jakarta.
"Alhamdulillah udara di Jakarta tetapi ini kan harus jangka panjang, bukan berarti udara hari ini membaik terus persyaratan atau gedung-gedung tinggi tidak memiliki water mist," kata Heru kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Ahad (10/9/2023).
Heru menyebut bahwa pemasangan water mist di seluruh gedung-gedung tinggi di Ibu Kota tetap merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal itu sebagai upaya maksimal dalam mengendalikan pencemaran udara yang kerap terjadi tiap tahunnya.
"Tahun depan masih ada lagi kita menghadapi musim kering yang sama," tutur dia.