Sabtu 02 Sep 2023 09:30 WIB

Kejanggalan Pembunuhan Aktivis Perempuan Papua, Benarkah Michelle Anggota Intelijen?

Pegiat HAM Papua desak TNI-Polri usut tuntas pembunuhan aktivis Michelle Doga

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) Papua Theo Hesegem mendesak aparat keamanan untuk jujur memberikan informasi ke masyarakat terkait tewasnya Michelle Kurisi Doga di Nduga, Papua Pegunungan. Theo meminta kepolisian harus mengusut tuntas, dan menangkap pelaku pembunuhan aktivis perempuan asli Papua itu. Theo menilai, ada yang janggal terkait dengan latar belakang terbunuhnya Michelle.

“Saya sebagai aktivis kemanusian di Papua, turut prihatin dengan meninggalnya Michelle akibat pembunuhan ini. Kami masyarakat di Papua meminta dari pihak kepolisian untuk mengungkap secara transparan di balik peristiwa pembunuhan ini,” begitu kata Theo saat dihubungi Republika, dari Jakarta, Jumat (1/9/2023).

Baca Juga

“Pihak-pihak yang terkait pembunuhan ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum untuk rasa keadilan bagi korban (Michelle),” sambung Theo.

Theo mengatakan, saat ini ada informasi dari dua pihak terkait pembunuhan Michelle tersebut. Klaim dari kelompok separatisme yang mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan terhadap Michelle mendalilkan perbuatan keji itu dilakukan atas dasar tuduhan aktivis tersebut, adalah anggota intelijen dari aparat keamanan Indonesia.

Theo mengatakan, aktivitas Michelle tidak ada kaitannya dengan kegiatan intelijen. Menurut Theo, Michelle adalah orang asli Papua yang peduli dengan situasi dan kondisi sosial masyarakat di Nduga.

Sementara dari pihak otoritas keamanan Tentara Nasional Indonesia (TNI), maupun Polri, kata Theo, membantah bahwa Michelle bagian dari misi intelijen.

Namun pihak keamanan menerangkan, Michelle terbunuh, lantaran aktivitasnya belakangan yang mencoba menemui kelompok sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM)-Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Nduga.

Theo menegaskan, versi pihak keamanan tersebut harus terungkap tentang, apa serta siapa yang memberikan misi berbahaya tersebut.

“Semua pihak (OPM dan TNI maupun Polri) memberikan informasi yang membingungkan. Kalau dia ada misi (intelijen), seharusnya dia (Michelle) terpantau setiap keberadaannya, sehingga tidak terjadi pembunuhan. Dan siapa yang memerintahkan dia (untuk bertemu OPM). Dia (Michelle) masyarakat biasa yang peduli dengan masyarakat pengungsian di Nduga, kenapa harus dilakukan pembunuhan,” begitu kata Theo. “Semua pihak harus bertanggungjawab,” kata Theo menambahkan.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengaku pihaknya bertanggungjawab atas tewasnya Michelle. Sebby menerangkan, pembunuhan Michelle dilakukan oleh TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma Batalyon Egisu pada Selasa (28/8/2023).

Pembunuhan terhadap Michelle dilakukan di Kimbim, di Jayawijaya, Papua Pegunungan dengan cara ditembak. “Pasukan TPNPB dari Batalyn Egisu Kodap III Ndugama-Derakma berhasil tembak mati Michelle Kurisi Ndoga,” kata Sebby melalui pesan singkat, Jumat (1/9/2023).

Sebby mengatakan, pembunuhan terhadap Michelle, terkait dengan kegiatan intelijennya selama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement