Kamis 31 Aug 2023 11:50 WIB

Reog Ponorogo: Dari Tarian Dewa dan Perjuangan Cinta yang Meluas ke Kawasan Asia Tenggara

Mengulik Asal Usul dan Makna Reog Ponorogo

Sejumlah penari membawakan pertunjukkan Reog Ponorogo di halaman Museum Balaputradewa Sumatra Selatan, Selasa (16/8/2022). Pertunjukkan yang diselenggarakan bekerja sama dengan TVRI Palembang ini bertujuan untuk memperkenalkan kesenian Reog Ponorogo pada masyarakat.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Sejumlah penari membawakan pertunjukkan Reog Ponorogo di halaman Museum Balaputradewa Sumatra Selatan, Selasa (16/8/2022). Pertunjukkan yang diselenggarakan bekerja sama dengan TVRI Palembang ini bertujuan untuk memperkenalkan kesenian Reog Ponorogo pada masyarakat.

Oleh: Wilda Fizriyani, jurnalis Republika.

Reog Ponorogo merupakan kesenian yang sudah tidak awam lagi bagi masyarakat Indonesia. Kesenian ini sudah sering dilihat dan disaksikan masyarakat dari berbagai tempat.

Popularitas reog Ponorogo nyatanya membuat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK) Muhadjir Effendy menilai, kesenian ini layak dijadikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (WBTB) oleh UNESCO.

"Paguyuban reog Ponorogo tersebar di berbagai daerah, bahkan ke Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, semuanya ada. Pokoknya reog Ponorogo telah mendunia," kata Muhadjir dalam keterangan resminya.

Di balik popularitas tersebut, tahukan sebenarnya bagaimana asal usul reog Ponorogo? Dalam hal ini termasuk apa makna yang tersembunyi di balik kesenian reog Ponorogo? Mengetahui hal ini, budayawan sekaligus Praktisi Reog Ponorogo, Hariadi (61 tahun) pun berusaha memberikan pandangannya.

Dari sisi sejarah, Hariadi pada dasarnya tidak mengetahui pasti kapan reog Ponorogo hadir di Indonesia. Sebab, tidak ada sumber tertulis yang jelas mengenai asal usul reog Ponorogo dari sisi sejarah.

"Maka, kita lihat dari sisi konteks kebudayaan saja. Ini berarti perjalanan manusia sebelum masuk ajaran agama itu ada aliran kepercayaan animisme dan dinamisme. Ini asal usul dilihat kalau dari sisi konteks budaya," kata Hariadi saat dihubungi Republika.

Lanjutkan baca pada halaman berikutnya... 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement