Ahad 27 Aug 2023 23:43 WIB

Menko PMK: Reog Ponorogo Layak Jadi Warisan Budaya tak Benda UNESCO

Muhadjir hari ini menyambut kedatangan pawai 1.000 peserta reog Ponorogo.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Seniman mementaskan Reog Ponorogo dalam pawai budaya Reog Ponorogo di Kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Ahad (27/8/2023). Pawai tersebut digelar sebagai upaya mendorong pengusulan dan pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari UNESCO yang bakal disidangkan pada tahun depan.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Seniman mementaskan Reog Ponorogo dalam pawai budaya Reog Ponorogo di Kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Ahad (27/8/2023). Pawai tersebut digelar sebagai upaya mendorong pengusulan dan pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari UNESCO yang bakal disidangkan pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (MenkoPMK) Muhadjir Effendy menyambut kedatangan Pawai Budaya Reog Ponorogo yang diikuti oleh kurang lebih 1.000 peserta dengan berbagai penampilan kesenian di Halaman Depan Kemenko PMK, pada Ahad (27/8/2023). Muhadjir menyampaikan, tersebarnya kesenian Reog Ponorogo di berbagai daerah hingga mancanegara menandai layaknya kesenian tersebut untuk diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (WBTB) oleh UNESCO.

“Paguyuban Reog Ponorogo tersebar di berbagai daerah, bahkan ke Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, semuanya ada. Pokoknya Reog Ponorogo telah mendunia. Sudah seharusnya diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Ponorogo,” kata Muhadjir dalam keterangannya pada Ahad (27/8/2023).

Baca Juga

Muhadjir menilai pengakuan UNESCO terhadap Reog Ponorogo sebagai WBTB akan memberikan rasa kebanggaan tersendiri kepada seluruh warga Ponorogo dan masyarakat Indonesia. Hal ini sekaligus melengkapi 12 warisan budaya Indonesia yang telah diakui  oleh UNESCO sebelumnya.

Saat berdialog dengan perwakilan siswa SMA Negeri 1 Jakarta Budi Utomo yang turut meramaikan pawai itu, Muhadjir menyampaikan pengajuan kesenian dan budaya ini merupakan konsen dan bentuk kepedulian dari pemerintah untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Muhadjir meyakini kebudayaan adalah alat soft diplomacy yang paling efektif untuk berhubungan dengan negara lain. 

"Suatu negara akan dianggap beradab atau tidak akan dilihat dari seberapa unggul, seberapa adiluhung kebudayaannya," ujar Muhadjir.

Diketahui, agenda Gelar Karya Pawai Reog Ponorogo merupakan upaya mendorong diakuinya kesenian Reog Ponorogo oleh UNESCO. Pawai tersebut mengawali rutenya dari Perpustakaan Nasional melalui rute Jalan Medan Merdeka Barat hingga berakhir di kantor Kemenko PMK. Agenda pawai ditutup dengan berbagai penampilan seperti Tari Saman, penampilan Reog Ponorogo, Gerakan minum Jamu bersama, bermain Angklung bersama dan pertunjukan musik Dangdut.

Pada kesempatan tersebut, yang paling penting adalah dilakukan penyerahan dokumen pengajuan WBTB Reog Ponorogo secara simbolis dari Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Paguyuban Reog Susiwijono Moegiarso kepada Menko PMK yang diteruskan kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dan akan diserahkan kepada UNESCO untuk disidangkan pada bulan Desember 2024 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement