Senin 28 Aug 2023 16:21 WIB

Siti Fadilah Supari Bercerita Pendirian RS di Gaza dan Peran Joserizal Jurnalis

Menkes Siti Fadilah memenuhi permintaan Menkes Iran dan Palestina bangun RS di Gaza.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Kesehatan (Menkes) periode 2004-2009 dr Siti Fadilah Supari saat launching buku terbaru MER-C di Jakarta, Ahad (27/8/2023).
Foto:

Siti Fadilah mengaku, ketika ia menghadiri sebuah forum di WHO, Kemenkes memperjuangkan agar Organisasi Kesehatan Dunia di bawah PBB itu untuk juga memikirkan nasib rakyat Palestina. Dia menegaskan, kondisi rakyat Palestina sangat memprihatinkan, tetapi selama ini, tidak pernah ada bantuan dari WHO.

Akhirnya WHO mengerti permintaan Siti Fadilah, walaupun Israel, AS, beserta sekutunya tidak menyetujui argumen yang disampaikannya di dalam forum tersebut. Namun, beberapa temannya yang sudah sangat percaya dan kenal rekam jejaknya, banyak memberi dukungan.

"Saya kira-kira ada sekitar 80-an (negara) yang mendukung saya untuk membantu Palestina, akhirnya WHO ke PBB, dan PBB mengadakan satu aturan boleh membantu Palestina tapi harus atas nama PBB, lah saya tidak mau," ujar Siti Fadilah.

Dia menyampaikan, sebetulnya perlu sekali elite dan pejabat yang merupakan Muslim ikut tergerak memperjuangkan kepentingan warga Palestina. Hal itu karena kedudukan itulah yang sangat powerful untuk mengatur segalanya demi bisa membantu rakyat Palestina.

Singkat cerita, berangkatlah rombongan pejabat Kemenkes bersama MER-C dan didampingi Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Mereka membawa obat-obatan resmi dari Indonesia untuk membantu Palestina di Gaza.

Mereka akan masuk ke Jalur Gaza lewat jalur biasa, tapi tidak bisa masuk. Maka mereka harus mengelilingi lewat Sinai di Mesir. Itu pun masih sulit masuk. Berkat lobi keras yang dilakukannya, otoritas Mesir akhirnya bisa mengizinkan delegasi resmi RI membawa bantuan ke Jalur Gaza.

"Saya telepon-teleponan dengan menteri kesehatan Palestina dan Mesir dan akhirnya rombongan itu mendapat jalan, itu berlangsung dari tanggal satu sampai tanggal 10," kata Siti Fadilah.

Selanjutnya, tanah di Gaza yang akan dibangun Rumah Sakit Indonesia (RSI) diserahkan oleh Perdana Menteri Palestina kepada delegasi RI atas nama MER-C. Siti Fadilah mengaku merinding mendapat amanah besar dari pemerintah Palestina itu.

"Bagaimana skenario yang serumit itu bisa terjadi dan dimulai ketika saya ditunjuk menjadi menteri kesehatan, ini rahasia Allah, kalau Allah sudah berkehendak skenario seperti apapun juga akan bisa terjadi," ujar Siti Fadilah mengenang perjuangan awal mendirikan RSI di Gaza.

Kemudian, kata dia, Joserizal Jurnalis yang harusnya praktik sebagai dokter, memilih berkeliling Indonesia mencari dana untuk pembangunan RSI di Gaza, Palestina. Kerja keras Joserizal akhirnya berbuah manis. Dana dari masyarakat Indonesia akhirnya terkumpul dan RSI di Gaza akhirnya bisa berdiri.

Menurut Siti Fadilah, keberhasilan RI membangun RSI di Gaza membuat negara ini semakin terkenal di kancah Internasional. Dia pun merasa bangga dengan kiprah Joserizal dan MER-C serta semua pihak yang terlibat dalam pendirian RSI di Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement