Kamis 24 Aug 2023 21:56 WIB

Jadi Provinsi Pertama yang Bentuk BRIDA, Pengembangan Riset di Jateng Terus Didorong

Inovasi di Provinsi Jateng mendapat perhatian.

Riset (ilustrasi).
Foto: Unsplash
Riset (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo membentuk Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) di Indonesia. Ganjar membentuk BRIDA untuk menghadapi tantangan global yang berkembang dengan sangat cepat. BRIDA juga disiapkan untuk pengembangan skill ASN Pemprov Jateng.

“Mesti dilakukan riset. Development harus dilakukan terus menerus,” kata Ganjar saat menghadiri Rakornas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Tahun 2023 Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Hotel Grand Mercure, Solo, Jateng, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga

Berkat dukungan riset tersebut, Ganjar membawa Jateng menjadi Provinsi paling inovatif di seluruh Indonesia tahun 2020. Penghargaan tersebut diberikan Kementerian Riset dan Teknologi.

Inovasi di Provinsi Jateng yang mendapat perhatian, di antaranya sekolah virtual untuk anak putus sekolah. Pada program itu, Ganjar tidak sekadar menggelar pembelajaran daring, namun juga membuat aplikasi hingga silabus khusus.

Sekolah virtual itu diikuti anak usia pelajar yang tidak mampu sekolah karena masalah biaya dan kini mendapat kesempatan untuk bersekolah dengan memilih sendiri waktu pembelajaran.

Ganjar mengatakan, riset-riset dan inovasi yang terus dikembangkan Jateng tak lepas dari dukungan kerja sama berbagai pihak. Mulai dari pemerintah Kabupaten/Kota se-Jateng, individu, peneliti, hingga perguruan tinggi.

“Ini penting untuk dilakukan melihat tren jaman, perkembangan, dan menyiapkan kekuatan,” kata Ganjar, sepert

Di samping pendidikan, Ganjar juga mengembangkan riset energi baru terbarukan (EBT). Hasilnya, Ganjar menerapkan sirkular ekonomi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi limbah, dan mempromosikan keberlanjutan tersebut.

Dari inovasi itu Ganjar kemudian membentuk desa mandiri energi (DME) di Jateng yang saat ini telah berjumlah 2.353 desa. Masing-masing terdiri dari 2.167 DME inisiatif, 160 DME berkembang, dan 26 DME mapan.

Di sektor kesehatan sendiri, Ganjar mendorong pengembangan riset farmasi dan obat-obatan dalam acara Rakornas IAI. Dengan pengalaman pada saat Covid-19 lalu, Ganjar menyebut riset di bidang kesehatan ini perlu gencar dilakukan.

“Maka ini momentum buat para apoteker untuk melakukan riset, berkolaborasi, mengantisipasi pekembangan dan perubahan dunia yang luar biasa wabilkhusus soal disease penyakit,” kata Ganjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement