Rabu 16 Aug 2023 19:00 WIB

Ganjar Turun Tangan Bantu Padamkan Kebakaran Puluhan Kapal di Tegal

Ganjar datang langsung ke lokasi kebakaran kapal di Tegal.

Warga menyaksikan kapal nelayan yang masih terbakar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (15/8/2023). Polairud Polda Jawa Tengah memperkirakan kerugian kebakaran 52 kapal nelayan berkisar Rp150 miliar dan hingga saat ini api masih belum padam dan asap hitam tebal menyelimuti kawasan itu.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warga menyaksikan kapal nelayan yang masih terbakar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (15/8/2023). Polairud Polda Jawa Tengah memperkirakan kerugian kebakaran 52 kapal nelayan berkisar Rp150 miliar dan hingga saat ini api masih belum padam dan asap hitam tebal menyelimuti kawasan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantu koordinasi penanganan pemadaman kebakaran puluhan kapal di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, pada Senin (14/8) malam.

“Ini ada penambahan kapal yang terbakar karena kondisi angin maka kami dibantu seluruh tim. Ada dari Angkatan Laut, dari kodim, polres, terus ini komplet dari kementerian kelautan dan perikanan (KKP) juga datang semuanya,” kata Ganjar yang meninjau langsung upaya pemadaman kebakaran puluhan kapal di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, Rabu.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan di lokasi kebakaran kapal, Ganjar mengungkapkan, jika proses pemadaman api terkendala peralatan dan kondisi angin kencang.

Oleh karena itu, Gubernur Jateng dua periode itu langsung mengambil langkah cepat berkoordinasi dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto melalui sambungan telepon.

Data terbaru menyebutkan jumlah kapal yang terbakar bertambah lima unit sehingga total jumlah kapal yang terbakar sebanyak 57 unit kapal dan satu rumah ikut terdampak kebakaran.

“Memang butuh peralatan, tadi saya sudah koordinasi dengan BNPB agar wali kota membuat surat darurat sehingga kalau satu area itu seperti jebakan, mereka masuk di situ dan tidak bisa keluar, sedangkan ditembak dengan pemadam kebakaran yang manual tidak selesai, tampaknya butuh waterboom pakai helikopter. Dari sana sudah siap,” ujarnya.

Orang nomor satu di Jateng itu menyebut penanganan saat ini adalah bagaimana memadamkan api yang membakar puluhan kapal dan memastikan benar-benar tidak ada lagi titik api.

Setelah proses pemadaman dan evakuasi bangkai kapal selesai, lanjut Ganjar, akan diambil langkah berikutnya yaitu mendesain ulang pelabuhan dan menyiapkan regulasi yang tegas agar kejadian serupa tidak terulang.

"Setelah itu saya sudah minta tadi dari pemkot, dari pemprov, dari KKP juga untuk kita redesain. Bagaimana regulasinya, bagaimana secara fisiknya agar ini bisa diatur dan tidak terulang. Aturannya mesti keras," katanya.

Aturan tersebut juga berkaitan dengan asuransi kapal milik nelayan sebab dari 57 kapal yang terbakar, semuanya tidak diasuransikan oleh pemiliknya, apalagi ada yang memiliki lebih dari satu kapal. "Memang setelah saya tanya, satu pun tidak ada yang diasuransikan. Ini rasa-rasanya kami perlu edukasi dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), penting kapal diasuransi. Tadi ada dua kalau nggak salah yang memiliki lima kapal. Pasti kerugiannya cukup besar," ujarnya.

Di samping menuntaskan proses pemadaman api, Ganjar juga sudah menyiapkan bantuan bagi para nelayan, khususnya nelayan yang terdampak dan tidak bisa melaut.

"Kami minta para nelayan yang tidak bisa melaut hari ini, kami kasih bantuan makanan dulu karena selama beberapa hari ini, ia akan kesulitan," katanya.

Sebanyak 52 kapal yang bersandar di Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, ludes terbakar pada Senin (14/8) malam.

Api diduga berasal dari KM Kurnia Jaya yang sedang bersandar dan angin kencang mengakibatkan api cepat membesar dan merembet ke kapal lain. Hingga Rabu (16/8) upaya pemadaman api masih terus dilakukan oleh pihak terkait.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement