REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol Suharyono mengatakan, pihaknya memburu 8 orang yang menjadi donatur demonstrasi warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat pekan lalu di depan Kantor Gubernur Sumbar. Menurut Suharyono, 8 orang tersebut adalah pemilik lahan di Air Bangis yang ketakutan akan adanya Proyek Strategis (PSN) di Air Bangis.
Lahan-lahan yang mereka kuasai, menurut Suharyono, ada yang sampai 70 hektare, 20 hektare, dan ada yang 10 hektare. Sehingga, mereka menyeponsori warga agar demo menolak PSN.
“Ada delapan orang mereka sudah kami periksa juga. Mereka adalah pemilik lahan yang spektakuler,” kata Suharyono di Masjid Raya Sumbar, Jumat (11/8/2023).
Suharyono menyebut, tanah yang dikuasai oleh 8 orang ini adalah kawasan hutan produksi milik negara. Dan selain menguasai tanah, mereka juga menjadi pengepul hasil sawit yang ditanami warga di Kawasan Hutan Produksi tersebut.
“Mereka yang memimpin pergerakan ini karena mereka takut isunya adalah proyek strategis nasional kalau ada proyek strategi nasional pasti tanahnya akan disita untuk negara," kata Suharyono.
Padahal, proyek strategis nasional aja masih diusulkan belum terjadi apa-apa. Kalau kawasan hutan sejak 1921 sudah menjadi kawasan hutan yang itu dilindungi, di situ ada atas nama negara, ada koperasi, resmi undang-undangnya.
Suharyono menyebut, 8 orang ini juga diduga melakukan intimidasi kepada warga Air Bangis agar mau pergi demo ke Padang berhari-hari membawa anak-anak kecil. Di mana anak-anak yang dibawa ikut demo terpaksa harus libur sekolah. Mereka dapat leluasa mengancam warga karena juga menjadi tengkulak yanh menjerat warga dengan hutang.
Berdasarkan hasil penelusuran kepolisian, Suharyono menyebut 8 orang yang menghasut warga untuk demo ini adalah orang-orang yang berasal dari luar Provinsi Sumatra Barat. Para donatur ini mensponsori aksi demo hingga ratusan juta. 8 orang ini menurut Suharyono sudah berada di luar Provinsi Sumatra Barat.
“Selama para pendemo menginap di Masjir Raya Sumbar, ada yang mendirikan dapur umum, ada yang setiap hari men-drop makanan, mereka yang membiayai,” ujar Suharyono.