Kamis 10 Aug 2023 23:50 WIB

Mardiono: PPP tak Ada Pikiran Keluar dari Koalisi dengan PDIP

Saat ini cawapres Ganjar belum juga ditentukan.

Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo (kiri) bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono (kanan) saat menghadiri acara peresmian Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo Presiden 2024 di kawasan Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Dalam kesempatannya, Bacapres PDIP tersebut menyerukan dukungan partai dan relawan untuk bersatu dalam menghadapi sekaligus memenangkan Pilpres 2024 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo (kiri) bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono (kanan) saat menghadiri acara peresmian Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo Presiden 2024 di kawasan Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Dalam kesempatannya, Bacapres PDIP tersebut menyerukan dukungan partai dan relawan untuk bersatu dalam menghadapi sekaligus memenangkan Pilpres 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono menegaskan bahwa partainya saat ini memiliki solidaritas tinggi dan satu garis komando di bawah kepemimpinannya. Hal itu diungkapkan Muhamad Mardiono saat menanggapi pernyataan kadernya yaitu Arsul Sani yang membahas sikap PPP jika Ketua Bappilu Nasional Sandiaga Uno tidak menjadi Cawapres Ganjar Pranowo. Dia mengatakan bahwa partai berlambang kabah itu memiliki solidaritas yang tinggi.

“Alhamdulillah solidaritas PPP tinggi. Bahkan, tidak ada yang memiliki pemikiran keluar dari konteks apa yang telah menjadi keputusan konstitusi partai,” kata Muhamad Mardiono usai rapat internal bersama pengurus DPP PPP dan ketua wilayah se-Indonesia, di Hotel Le Semar, Tangerang, Banten, dinukil pada Kamis (9/8/2023).

Baca Juga

Dia menyebut bahwa PPP dengan PDIP telah melakukan kerja sama politik yang dimulai dari capres, cawapres, dan pemilu legislatif. 

"Dalam menentukan capres kami memutuskan mengusung Pak Ganjar. Sedangkan PPP mencalonkan Pak Sandiaga dalam konteks memperjuangkan, karena yang memberi keputusan Bu Megawati dan saya sekaligus koalisi partai lainnya,” ungkapnya.

Muhamad Mardiono menambahkan, pernyataan Arsul merupakan sebuah ketidaktahuannya soal update perkembangan perpolitikan khususnya di PPP.

“Pak Arsul karena belum lama sakit sehingga tidak aktif dalam rapat, sehingga terlambat mengupdate perkembangan politik nasional khususnya PPP,” kata dia.

Adapun, seperti dikutip dari Antara, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement