REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK–Sejumlah dosen Universitas Indonesia (UI) mengaku siap membantu polisi dalam mengusut kasus pembunuhan mahasiswa UI oleh seniornya. Pernyataan ini disebutkan saat para dosen mendatangi Polres Metro Depok, Senin (7/8/2023).
"Tujuan utama kami adalah ingin tahu mengenai duduk masalahnya dan yang kedua tentunya dalam rangka memberikan dukungan kepada Polres Depok bahwa paling tidak kami-kami dari dosen tentu ingin juga agar kebenaran yang terungkap dan dukungan bagi Polres Depok dalam rangka menjalankan tugas secara baik-baiknya," tegas dosen dan kriminolog UI, Adrianus Meliala, Senin (7/8/2023).
Dia menjelaskan, banyak ahli di UI yang siap membantu polisi dalam mengungkap kasus ini. Baik dari ahli kriminologi, psikologi atau cabang ilmu lain yang siap membantu polisi.
"Kami tentu dengan senang hati membantu, mengingat kami di UI ada 3.000 dosen. Itu kalau misalnya bisa diperlukan keterangan ahli, psikologi misalnya, keterangan ahli kedokteran, atau yang lain tentu saja kami akan dengan senang hati membantu," katanya.
Adrianus juga menyebut UI memiliki berbagai layanan yang bisa mendukung polisi dalam kasus ini atau kasus-kasu lain ke depannya. Mulai dari visum atau berbagai sarana lain yang mungkin dibutuhkan.
Dia kemudian berterima kasih karena telah difasilitasi untuk bertemu dengan Altafasalya Ardnika Basya (23 tahun), tersangka pembunuh MNZ (19 tahun). "Terima kasih kepada jajaran polres yang telah membantu kami dalam rangka sebagai dosen bertemu dengan mahasiswa yang ada di sini yang menjalani proses hukum akibat dari perbuatannya," ujarnya.
Seperti diketahui, MNZ ditemukan meninggal dunia dalam keadaan terbungkus plastik sampah hitam di kamar kosnya di Kawasan Kukusan, Beji, Kota Depok, Jumat (4/8/2023). Ia dibunuh pada Rabu (2/8/2023) sekitar waktu sholat Maghrib dan baru ditemukan pada Jumat (4/8/2023) pukul 10.00 WIB.