REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebagai lembaga konservasi di Indonesia, Taman Safari Indonesia (TSI) memiliki rumah sakit hewan untuk mendukung perawatan satwa yang ada di sana. Rumah Sakit Hewan Taman Safari pun diklaim sebagai rumah sakit hewan terbesar dan terlengkap se-Asia Tenggara.
VP Media, Digital, Event, TSI Group, Alexander Zulkarnain, menjelaskan adanya rumah sakit hewan ini merupakan bentuk komitmen TSI sebagai lembaga konservasi di Indonesia. Terlebih, di seluruh TSI terdapat 8.700 satwa dan 400 spesies satwa dunia.
“Ini salah satu komitmen kami sebagai lembaga konservasi di Indonesia, tentu wajib mempunyai fasilitas yang mendukung untuk para satwa yang dilindungi, endemik, maupun satwa lain yang memerlukan perawatan,” kata Alexander, Ahad (6/8/2023).
Alexander menjelaskan, rumah sakit hewan TSI, termasuk salah satunya di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, tidak hanya dikhususkan untuk satwa endemik dan satwa dilindungi. Namun juga untuk satwa lain yang memerlukan perawatan khusus, terutama ketika sakit.
Dia menyebutkan, fasilitas di rumah sakit hewan TSI tergolong lengkap. Mulai pencegahan, perawatan, penyembuhan, ruang patologi, sampai rehabilitasi satwa kembali. Bahkan, ada perawatan khusus bayi satwa yang tidak dirawat oleh induknya.
“Bisa juga mungkin bukan hanya dirawat, tapi juga diberi vaksin, diteliti kesehatannya, dan lain-lain sehingga mereka bisa sejahtera, sehat, dan bahagia bisa berada di Taman Safari sebagai tempat konservasi,” jelasnya.
Salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit TSI ialah Sri Swarni. Hampir 20 tahun lamanya, Sri bertugas di rumah sakit hewan sebagai perawat bayi satwa di ruang nursery.
Ia menjelaskan, satwa yang menjadi tanggung jawabnya ialah bayi-bayi satwa yang ditinggal oleh induknya, atau induknya tidak mau merawat bayi-bayi tersebut. Saat ini, bayi-bayi satwa yang tengah dirawat Sri ialah seekor macan tutul jawa, seekor simpanse, dan dua ekor binturong.
“Jadi di nursery ini hewan yang nggak dirawat induknya, saya bantu (merawat). Saat ini ada macan tutul jawa, binturong, simpanse,” ucapnya.
Sebagai contoh bentuk perawatan yang dilakukan Sri, antara lain saat ia membantu merawat seekor bayi beruang coklat. Pada saat lahir, beruang tersebut hanya memiliki berat sekitar dua ons.
“Saat minum, dia terlalu nafsu jadi gampang tersedak. Jadi harus ekstra hati-hati,” kata Sri.