Rabu 02 Aug 2023 01:34 WIB

Hampir Setahun Berkoalisi, PKB Dinilai Masih Punya PR Besar Yakinkan Prabowo

Menurut Arya, penentuan cawapres memang berbeda dari capres.

Rep: Wahyu Suryana, Antara/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. (ilustrasi)
Foto:

PKB menegaskan, hingga kini masih setia di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Gerindra walau nasib jatah posisi bakal calon wakil presiden (cawapres) masih digantung Prabowo Subianto. Menurut Wasekjen PKB Syauful Huda, ada pernyataan almarhum Gus Dur yang membuat PKB sabar menunggu Prabowo.

"Ada satu alasan yang disampaikan Gus Dur ketika ditanya kenapa Prabowo berpotensi menjadi presiden, karena Prabowo punya sifat yang ikhlas," ujar Huda, Selasa (1/8/2023).

Menurut Huda, mereka memang harus sabar karena meyakini KKIR sebagai koalisi terbaik untuk menghadapi Pemilu 2024. Indikasinya, PKB dan Gerindra sama-sama membutuhkan untuk memenuhi 20 persen presidential threshold.

Artinya, PKB dan Gerindra saling melengkapi. Oleh karena itu, ia protes kepada pihak-pihak yang merasa Gerindra mudah saja meninggalkan PKB karena banyak yang mau merapat ke Partai Gerindra maupun Prabowo Subianto.

Tetapi, kembali kepada perkataan Gus Dur, ia berpendapat, itu tidak cukup karena orang ikhlas harus bertemu orang baik. Huda merasa, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, merupakan orang yang baik dan tepat untuk dampingi orang ikhlas seperti Prabowo.

"Kalau orang ikhlas harus ketemu orang baik dan Gus Imin orang baik dalam konteks ini. Kalau orang ikhlas ketemu orang yang pragmatis tidak akan ketemu itu, kira-kira begitu," kata Huda.

Adapun Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid melemparkan kode "sebelas-dua belas" kepada partai politik koalisi Pemilu 2024 terkait bakal calon presiden dan calon wakil presiden.

"Lu (kamu) sebelas, aku dua belas, lu enggak jelas, gua (aku) lepas," kata Jazilul, kemarin.

 

Dia menyatakan saat ini posisi dan sikap PKB sudah jelas, yakni berkoalisi dengan Partai Gerindra dan ditambah satu partai lagi Partai Bulan Bintang (PBB) yang baru saja mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai bakal capres.

"Yang jelas, PKB masuk kategori partai yang setia. Kalau saya, kalau yang di sana juga dia setia," ujarnya.

Guz Jazil juga menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyatakan Gus Muhaimin untuk tidak ke mana-mana. "Prabowo bilang jangan ke mana-mana Gus. Itu artinya diketahui bahwa Cak Imin akan ke mana-mana, ya kan begitu logikanya. Kalau dicurigai akan ke mana-mana," katanya.

Jazilul pun mengemukakan partainya mempunyai sejarah kedekatan panjang dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dia menjelaskan, sejak kelahiran PKB sampai hari ini, hanya berbeda jalan selama dua periode pemerintahan saat bersama Partai Demokrat mendukung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kala itu, PDIP menjadi oposisi dari pemerintahan SBY selama dua periode.

"Kemudian bersatu jalan lagi, ketika zaman Pak Jokowi, jadi 10 tahun," ujarnya.

Gus Jazil menuturkan sejarah PKB sebenarnya lebih panjang dengan dua partai, yakni PDIP dan Partai Demokrat. Sementara terkait koalisi PKB dengan Partai Gerindra, Gus Jazil mengatakan kedekatan dua partai itu belum lama terjadi.

"Kalau Gerindra baru-baru cinta lokasi, bertemu, terus kita tanda tangan," katanya.

Dia juga mengakui jika ada sejumlah kalangan mempertanyakan mengapa koalisi Gerindra dan PKB belum mengumumkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024. "Kok enggak jadi-jadi, ya memang belum paham caranya," ujarnya.

photo
Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement