Mengenai perbedaan Mirage dan Rafale, dia menyebut terdapat pada mesinnya. Rafale berada satu tingkat di atas Mirage dengan dilengkapi dua mesin yang canggih dan juga dapat membawa senjata bom dua kali lipat lebih banyak dari Mirage.
"(Selama) 2.500 jam terbang dan baru beralih ke Rafale, baru-baru ini. Jadi, kemungkinan besar pilot-pilot Indonesia sudah terbiasa terbang dengan Hawk itu sama saja," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati mengatakan pesawat jet tempur generasi 4,5 Rafale buatan Dassault Aviation yang dibeli Indonesia akan memiliki spesifikasi yang sama seperti Angkatan Udara Prancis atau France Air and Space Force (FASF).
"Ini pesawat yang kita beli. Spesifikasi sama persis, tapi kita dapat yang baru. Kalau ini kan pesawat yang sudah dipakai oleh mereka," kata Agung di Terminal Selatan Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu.
Untuk itu, Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mempersiapkan pilot-pilot khusus untuk menerbangkan pesawat jet tempur generasi 4,5 Rafale buatan Dassault Aviation yang dibeli Indonesia dari Prancis.
"Kami menyiapkan beberapa penerbang, tapi kami belum tentukan jumlahnya. Secara kriteria sudah kami siapkan dan yang eligible (memenuhi syarat) untuk bisa berangkat," kata KSAU usai Rapat Pimpinan TNI AU 2022 di Markas Besar TNI AU Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2023).
Menurut dia, para penerbang pesawat tempur itu akan mendapatkan pelatihan di Prancis dan Indonesia, sebelum ditempatkan di skuadron yang sudah ada. Namun, penempatan baru untuk satuan jet tersebut tidak mudah karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
"Karena menempatkan satuan udara cukup kompleks. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, kecuali ke depan kita mendapat perintah menggelar di mana kita akan siap," katanya.