Ahad 23 Jul 2023 18:52 WIB

El Nino Terjadi Bulan Depan, BPBD DKI Minta Warga Hemat Penggunaan Air 

BPBD DKI meminta warga untuk menghemat air seiring kemungkinan El Nino bulan depan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi kekeringan. BPBD DKI meminta warga untuk menghemat air seiring kemungkinan El Nino bulan depan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan. BPBD DKI meminta warga untuk menghemat air seiring kemungkinan El Nino bulan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengingatkan masyarakat Jakarta agar bersiap untuk mengantisipasi fenomena El Nino. Fenomena tersebut diperkirakan bakal terjadi pada Agustus hingga September 2023 mendatang.

Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, sebagai upaya antisipasi, masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino akan terjadi dengan intensitas lemah hingga moderat serta berdampak pada ketersediaan air serta produktivitas pangan.

Baca Juga

“Saya mengajak warga Jakarta untuk menghemat penggunaan air yang sesuai kebutuhan,” kata Isnawa dalam keterangannya, Sabtu (22/7/2023).

Selain itu, Isnawa juga meminta masyarakat untuk mengurangi intensitas dalam beraktivitas di luar ruangan, terutama saat rentang waktu sekira pukul 11.00 WIB hingga 15.00 WIB. Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kesehatan dengan mengantisipasi terjadinya dehidrasi.

“Selama terjadi fenomena El Nino ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai, diantaranya mual, muntah, pusing, diare, batuk, pilek, hingga infeksi saluran pernapasan (ISPA),” jelas dia.

Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama juga mengimbau agar warga dapat menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Hal itu untuk mencegah mengalami heat stroke saat kemarau panjang terjadi akibat dampak El Nino.

“Pemakaian masker bertujuan menjaga kelembaban saluran pernapasan agar tidak kering atau mudah teriritasi yang akan menyebabkan gejala batuk dan tenggorokan kering,” tutur Ngabila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement