Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum DMI, Komjen Pol (Purn) Syafruddin juga menegaskan bahwa masjid sejak dulu sudah menjadi pusat peradaban. Bahkan, menurut dia, masjid di Indonesia sekarang sudah mencapai satu juta.
"Sekarang masjid sudah satu juta di Indonesia dan pengurusnya 10 juta. Itu peradaban. Peradaban Islam di dunia ini melebar semua dibangun melalui masjid. Pendidikan pertama fi dunia ya di masjid. Jadi yang namanya peradaban semua lengkap di situ," jelas Syafruddin.
Dia menuturkan, dalam sejarah juga dicatat bahwa ketika Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah yang pertama dibangun adalah masjid, yaitu Masjid Quba kemudian Masjid Nabawi di Madinay.
"Itu tahun 610 M. Jadi pusat peradaban, dan di sanalah dibangun peradaban Islam pertama di Masjid Nabawi. Setelah dibangun peradaban Islam pertama itu, lalu tersebar ke seluruh dunia," kata mantan Wakapolri ini.
Di dalam video yang viral itu, Panji Gumilang juga menyatakan bahwa masjid-masjid yang berada di Indonesia tidak bisa disebut sebagai pusat peradaban melainkan sebagai tempat pungutan uang. Menurut dia, banyak kotak amal yang kerap diletakkan di masjid dan sangat memalukan.
Terkait hal ini, Syafruddin menjelaskan bahwa kotak amal yang disediakan di masjid itu untuk kepentingan masjid dan umat Islam ikhlas beramal melalui itu.
"Ya pungutan amalnya di masjid-masjid untuk memperbaiki masjidnya yang rusak, memelihara dan sebagainya. Dan itu orang ikhlas, tidak usah dipolemikkan. Saya hanya menyatakan bahwa masjid adalah pusat peradaban, yes, tidak bisa dibantah," jelas Syafruddin.
Sebelumnya, dalam ceramahnya yang viral di media sosial, Panji Gumilang juga menyatakan bahwa berada di masjid Indonesia sama halnya seperti hanya duduk dan dipaksa untuk mengisi kaleng.
“Hanya duduk, dipaksa ngisi kaleng (kotak amal) keluar, selesai. Ini masjid peranannya, katanya, sebagai pusat peradaban, tidak ada. Yang ada peradaban pungutan uang," ucap Panji.
Menurut dia, orang-orang yang masuk ke masjid adalah orang-orang pelit dan baru akan memberi setelah kotak diedarkan. “Kalau itu disebut sebagai peradaban, memalukan. Makanya, orang yang masuk masjid ini pelit, diedarkan kotak, baru ngasih,” kata Panji.