Kamis 20 Jul 2023 22:20 WIB

Fakta Baru Pengakuan Sopir Truk Trailer Sebelum Kendaraan Ditabrak Kereta Brantas

Truk melintas di Jalan Madukoro Raya dan lewati rel untuk ambil jalur alternatif.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
 Proses evakuasi bagian truk trailer yang terlibat kecelakaan dengan KA Brantas di perlintasan sebidang dan melintang di Jalan Madukoro Raya.
Foto: Dokumen
Proses evakuasi bagian truk trailer yang terlibat kecelakaan dengan KA Brantas di perlintasan sebidang dan melintang di Jalan Madukoro Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah fakta terungkap dari Heru Susanto, pengemudi Dolly Trailer (truk pengangkut alat berat) yang terlibat kecelakaan dengan KA Brantas di perlintasan Jalan Madukoro Raya, Krobokan, Kota Semarang.

Hingga saat ini, ia masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Penyidik Satlantas Polrestabes Semarang. Dalam konferensi pers yang digelar ia sempat memberikan keterangan saat dikonfirmasi oleh awak media.

Baca Juga

Menurut warga Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal ini, truk dolly trailer bernomor polisi B 9943 IG yang dikemudikannya tersebut sempat mogok (mati mesin) setelah melewati rel pertama dari jalur rel ganda yang ada di perlintasan ini.

Setelah itu, truk kembali mampu berjalan hingga bagian depan truk mampu melewati rel yang kedua. “Namun, mesin truk kembali mati saat melintas di rel kedua,” ungkap Heru, saat digelar jumpa pers di Kantor Satlantas Polsek Semarang Barat, Kamis (20/7).

Upaya menghidupkan kembali mesin truk sebenarnya sudah berhasil dilakukannya, namun baru berjalan sekitar 1 meter, bagian lowbed —yang memang cukup rendah— tersangkut di rel kereta api dan mesin truk kembali mati.

Ia juga mengaku telah mendengar suara sirine tanda ada kereta api yang akan melintas setelah truk berhasil melewati satu rel. Saat kereta sudah semakin dekat, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi.  

Fakta baru

Di sisi lain Heru juga mengakui, ia melintas di Jalan Madukoro Raya dan melewati persimpangan sebidang rel kereta api di lokasi kecelakaan untuk mengambil jalur alternatif dengan harapan bisa memangkas waktu tempuh menuju kawasan Johar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement