REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Padahal, Budiman dikenal sebagai sosok yang dikenal sangat galak kepada Prabowo, khususnya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019. Meski begitu, nama Budiman sempat masuk dalam daftar tim pemenangan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo pada Pilpres 2019.
Setelah dukungan Budiman kepada Prabowo, kini warganet pun mulai membongkar isi cicitannya yang selama ini sangat pedas mengkritik eks panglima Kostrad dan danjen Kopassus tersebut. Bahkan, aktivis 1998 tersebut beberapa kali membuat status yang terkesan merendahkan Prabowo. Tangkapan layar cicitan Budiman beredar di lini masa Twitter.
Misalnya pada 22 Mei 2019, ia melabeli Prabowo sebagai orang yang identik dengan kegagalan. "Prabowo? Produk gagal manusia Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya pada 13 Mei 2019, Budiman malah menyentil para pendukung Prabowo sebagai orang bodoh. "Kenapa yang ndukung Prabowo syaratnya harus bodoh?" ucapnya ketika membalas status warganet.
Sementara itu, Budiman usai bertemu Prabowo di kediamannya Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam WIB, menuturkan, Prabowo sebagai figur pemersatu negeri ini. Bahkan, ia terang-terangan memuji Prabowo maupun Partai Gerindra sebagai representasi kaum nasionalis.
"Kali ini saya memang bertemu beliau karena saya merasa bahwa bangsa ini butuh persatuan kaum nasionalis, butuh saling mendukung, butuh kebersamaan. Karena Indonesia 2024 ke sana adalah Indonesia yang harus dijaga bareng," kata Budiman di halaman depan rumah Prabowo.
Menurut Budiman, pembicaraan di dalam rumah dengan Prabowo selama dua jam menyimpulkan agar seluruh kaum nasionalis bisa bersatu. Eks ketua umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) itu mengajak publik percaya bahwa persatuan kaum nasionalis adalah sesuatu yang penting untuk Indonesia. Bahkan, ia sudah mewakafkan diri menjadi sosok yang berupaya mencairkan hubungan antara kelompok nasionalis yang selama ini berbeda pandangan.
"Rugi Indonesia kalau kaum nasionalis tidak saling mendukung. Saya mewakafkan diri untuk mencairkan, agar kaum nasionalis bisa meneruskan apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi dengan segala konsekuensinya," kata Budiman.