REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan komitmennya mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Oktober 2024. Komitmen tersebut ditegaskan sama seperti dukungannya pertama kali pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
"Ketika memberikan dukungannya secara totalitas. Kenapa? Karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi gagasan pemikiran yang sama dengan apa yang kita miliki," ujar Surya Paloh dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan, Ahad (16/7/2023).
Sebenarnya semua pihak memahami bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hanya pemberian atau hadiah yang diperoleh dari penjajah. Namun, kemerdekaan tersebut dapat diraih lewat pejuangan, gagasan, dan pemikiran para pendiri bangsa.
"Sejujurnya kita telah mengalami berbagai kemajuan dalam beberapa pranata kehidupan yang ada, dalam beberapa aspek kehidupan yang kita miliki," ujar Surya Paloh.
Ia kembali menyampaikan alasan pihaknya mendukung Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019. Salah satunya adalah gagasan revolusi mental yang digagas mantan wali kota Solo itu.
Jelasnya, Indonesia sudah sepantasnya menjadi negara superpower seperti negara-negara lainnya. Namun, negara ini belum bisa mencapai hal tersebut karena persoalan gagasan dan pemikiran.
"Ini yang perlu saya ingatkan kepada saudara bahwasanya pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita," ujar Surya Paloh.
Gagasan dan pemikiran menjadi alat untuk menuju kemajuan negara ini. Hal tersebut tercermin lewat revolusi mental milik Jokowi, yang membuat Partai Nasdem totalitas dalam mendukungnya dalam 10 tahun terakhir.
"Dengan seluruh kekuatan dan harapan energi yang kita miliki, kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai calon presiden untuk menjadi presiden di negeri ini saudara-saudaraku," ujar Surya Paloh.