REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku sudah ada tim pengaduan terkait kisruh jalur zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Ridwan Kamil (Emil) menegaskan, tim juga sudah banyak menyelesaikan pengaduan. Antara lain dengan pembatalan-pembatalan.
"Di level provinsi kan sudah ada tim pengaduan tapi tanpa banyak ekpose media. Padahal, tim pengaduan ini juga telah mengatasi kecurangan-kecurangan PPDB dan ada pembatalan-pembatalan. Data lengkapnya ada di Dinas Pendidikan ya," ujar Emil kepada wartawan, Kamis (13/7/2023).
Namun, menurut Emil, dalam prosesnya memang yang viral sekarang Wali Kota Bogor karena membongkar kasus zonasi. "Tapi di level provinsi sebenarnya sudah sangat profesional melakukan koreksi-koreksi. Mudah-mudahan jadi masukan juga tidak boleh ada kecurangan-kecurangan lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengumumkan 3.251 orang siswa lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP dari jalur zonasi. Dari total 8.230 pendaftar PPDB tingkat SMP, 208 orang di antaranya dicoret atau didiskualifikasi karena data kependudukannya bermasalah.
Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat memastikan Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2023 di Wilayah Kabupaten Bogor berjalan dengan benar. Menurut Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat H Abdul Hadi Wijaya, pihaknya mendapatkan pengaduan dari masyarakat Ciomas Kab Bogor terkait adanya nama-nama baru yang muncul setelah penutupan pendaftaran PPDB di SMA Negeri 1 Ciomas.
"Kami dapat pengaduan bahwa setelah proses penutupan PPDB, masuk nama nama baru yang membuat nama yang sudah masuk jadi bergeser, jadi yang tergeser ini komplen mengeluhkan hal tersebut", ujar Abdul Hadi yang akrab disapa Gus Ahad, Kamis (13/7/2023).
Menurut Gus Ahad, Komisi V langsung melakukan pengecekan ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Jawa Barat di Kab Bogor dan mendapati puluhan calon siswa yang memang pilihan keduanya di SMA Negeri 1 Ciomas.
"Kami melakukan konfirmasi dan membuka datanya satu persatu. Kami saksikan dan betul bahwa ada puluhan orang yang pilihan keduanya memilih SMA 1 Ciomas dan memang prosesnya seperti itu. Mereka dimasukan ketika pilihan satunya tidak diterima," ujarnya.