Selasa 11 Jul 2023 13:27 WIB

Bakamla Tangkap Kapal Super Tanker Berbendera Iran

Di dalam kapal, ditemukan 29 orang yang diduga berasal dari Iran dan Mesir.

Rep: Flori Anastasia Sidebang/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Bakamla RI, Laksamana Madya Aan Kurnia saat konferensi pers penangkapan kapal super tanker MT Arman 114 berbendera Iran di Markas Besar Bakamla, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Kepala Bakamla RI, Laksamana Madya Aan Kurnia saat konferensi pers penangkapan kapal super tanker MT Arman 114 berbendera Iran di Markas Besar Bakamla, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) menangkap kapal super tanker berbendera Iran dengan nama MT Arman 114 pada Jumat (7/7/2023). Penangkapan ini dilakukan karena kapal tersebut diduga melakukan sejumlah tindakan ilegal di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Kepala Bakamla RI, Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia mengatakan, kapal super tanker itu sedang melakukan pemindahan muatan (transhipment) berupa minyak mentah dari satu kapal ke kapal lain dengan kapal berbendera Kamerun yang kabur, membuang limbah, dan melakukan pengelabuan automatic identification system (AIS).

Setelah mendapatkan informasi itu, petugas Bakamla memerintahkan kapal KN Pulau Marore-322 untuk melakukan peninjauan langsung di lapangan. "Kapal ini setelah dilihat dan didekati oleh KN Marore, terlihat dua kapal super tanker yang sedang melaksanakan transhipment. Ini jelas dilarang melakukan transhipment di ZEE," kata Aan dalam konferensi pers di Markas Besar Bakamla, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023).

Aan menyampaikan, KN Pulau Marore yang melakukan pengecekan sempat berkomunikasi dan memerintahkan kapal tersebut untuk berhenti. Namun, instruksi itu tidak didengarkan dan kapal MT Arman 114 tersebut berusaha kabur.

"Karena tidak mau berhenti, kita tetap melaksanakan sesuai aturan. Jadi kita ada tahap prosedur aturan untuk menghentikan kapal, mulai dari komunikasi, kemudian agak keras bicaranya, kemudian melakukan tembakan peringatan itu sudah kita laksanakan. Tembak ke udara, ke depan, ke haluan, buritan kapal, dia tetap tidak mau berhenti," jelas Aan.

Menurut Aan, proses penangkapan kapal turut didukung oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Pasalnya, kapal asing itu berupaya kabur dengan terus berlayar hingga memasuki yurisdiksi perairan Malaysia.

Aan mengungkapkan, kapal MT Arman 114 akhirnya bisa dihentikan setelah tujuh personel unit khusus dari APMM turun ke atas kapal dengan menggunakan helikopter. Kemudian, personel Bakamla dan APMM berkoordinasi untuk mengamankan kapal berbendera Iran itu. Sedangkan kapal MT STinos berbendera Kamerun berhasil kabur.

Personel APMM, sambung Aan, selanjutnya menyerahkan kapal berbendera Iran itu kepada personel Bakamla. "Alhamdulillah hari Ahad (9/7/2023) menjelang malam sudah sampai Batam kapal ini dan sedang kita proses," ungkap Aan.

Dia menambahkan, di dalam kapal, ditemukan 29 orang yang diduga berasal dari Iran dan Mesir, termasuk istri nahkoda beserta anaknya. Bakamla pun masih mengusut kapal yang kini berada di perairan Batam.

"Ini masih kita dalami. Sebagian besar (warga) Iran, sama Mesir. Ini makanya kita melibatkan imigrasi, Kementerian Luar Negeri, dan semua (instansi terkait)," tutur Aan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement