REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat ada lima jembatan yang putus terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru. Banjir lahar dingin akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.
Lima jembatan yang dimaksud di antaranya jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng, di Kecamatan Candipuro. Kemudian jembatan penghubung Kabupaten Lumajang-Kabupaten Malang yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo; Jembatan Kali Regoyo yang merupakan penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan; jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter, serta Jembatan Kalibaru, Kecamatan Pronojiwo.
"TRC PB BPBD Kabupaten Lumajang telah melakukan penanganan lanjutan di lokasi kejadian. Kemudian Tim BPBD Jatim melanjutkan assessment lebih lanjut," kata Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Sabtu (8/7/2023).
Andhika menjelaskan, banjir lahar dingin tersebut dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah lereng Gunung Semeru. Tingginya intensitas hujan menyebabkan meningkatnya debit pada daerah aliran sungai lahar Gunung Semeru, dan kemudian menerjang beberapa jembatan penghubung desa hingga terputus.
Ia memastikan, pemerintah setempat telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor yang berlaku hingga 20 Juli 2023. Andhika mengungkapkan, untuk Posko Tanggap Darurat berlokasi di Kecamatan Candipuro.
Andhika menambahkan, sejauh ini, warga yang terdampak dan mengungsi mencapai 556 jiwa dan tersebar di 13 titik pengungsian. Titik-titik pengungsian berada di Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Tambahrejo, Balai Desa Besuk, Dusun Kampung Baru, Ponpes Nurul Salam, Rumah warga Patung Salak, Rumah Komunitas Wani Gosong, Pronojiwo, Tempursari, Desa Pasrujambe, dan Balai Desa Nguter.
"Dapur umum menyediakan 600 nasi bungkus untuk pengungsi yang terdampak banjir lahar Gunung Semeru," ujarnya.