REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Pertanian Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), menyatakan ancaman El Ninoyang dapat mengakibatkan kekeringan hingga saat ini tidak berdampak pada produksi padi di daerah itu. Daerah tersebut sampai Juli ini masih diguyur hujan.
"Belum berdampak terhadap hasil pertanian di Kota Padang karena hingga bulan Juli daerah ini masih sering diguyur hujan," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani di Padang, Sabtu (8/7/2023).
Ia mencatat sejak Januari hingga Mei 2023 produksi padi di Kota Padang sudah mencapai 24.231 ton. Pemkot Padang menargetkan mampu memproduksi 68 ribu ton padi sepanjang 2023.
Areal persawahan di Kecamatan Koto Tangah memiliki luas lahan sawah terbanyak di daerah itu. Kemudian diikuti Kecamatan Kuranji, Bungus Telu Kabung, Pauh, Lubuk Kilangan, Lubuk Begaluang dan Padang utara.
"Kami targetkan dalam satu hektare lahan pertanian mampu memproduksi 4,8 ton padi," kata dia.
Pihaknya mendorong penyuluh pertanian di lapangan untuk membantu petani meningkatkan produksi padi. Hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Padang tentu kebutuhan pangan meningkat sehingga produksi padi juga harus banyak.
Menurut dia, produksi padi tersebut dilakukan di areal pertanian yang luasnya mencapai 5.216 hektare dengan indeks masa tanam di angka 2,2.
"Target yang diberikan adalah lahan pertanian ini mampu memproduksi 4,6 ton padi per hektare dan realisasinya saat ini produksi padi di Kota Padang mencapai 5,8 ton per hektare," kata dia.
Sementara itu sepanjang 2022 jumlah produksi padi kota berpenduduk 900 ribu jiwa tersebut mencapai 71.500 ton. "Alhamdulillah produksi padi di tahun 2022 lebih tinggi dari target yang dicanangkan yakni 61.810 ton," katanya.