Rabu 05 Jul 2023 19:05 WIB

Sosok Yenny Wahid Dinilai Kurang Mampu Mengimbangi Anies

Pengamat menilai Yenny Wahid kurang mampu untuk mengimbangi Anies Baswedan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Respon Yenny Wahid setelah dipasangkan dengan Anies Baswedan.
Foto: Alfian/Republika
Respon Yenny Wahid setelah dipasangkan dengan Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai sosok Yenny Wahid bukan pilihan tepat untuk menjadi calon wakil presiden dari Anies Baswedan. Dedi menyebut, sosok Yenny belum dapat mengimbangi Anies untuk meredam kekuatan lawan Anies baik Prabowo Subianto dan Ganjar Pranow.

"Yenny Wahid bukan pilihan bijak dan tepat, selain minim modal elektabilitas juga popularitas, terlebih untuk Anies yang sudah diafiliasikan sebagai tokoh religius, maka diperlukan cawapres yang bisa redam kekuatan rival, utamanya Prabowo," ujar Dedi dalam keterangannya, Rabu (5/7/2023).

Baca Juga

Selain itu, kata Dedi, pemilihan Yenny sebagai cawapres dari Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan menemui sejumlah rintangan dari partai koalisi khususnya PKS dan Demokrat. Hal ini karena masing-masing partai ini sudah mengajukan nama-nama cawapres dari kadernya sendiri.

"Jadi Demokrat dan PKS potensial menolak bahkan secara ekstrim dibanding Yenni, jauh lebih berani usung kader PKS, semisal Salim Assegaf atau Ahmad Heryawan, tetapi situasi itu tentu sulit sehingga peluang terbesar ya adalah menolak Yenni," ujarnya.

Karenanya, jika Anies atau Nasdem memaksakan memilih Yenny akan berdampak terhadap keutuhan koalisi. "Penolakan murni karena faktor Yenni, bukan karena ia dari luar koalisi, dan tentu saja jika dipaksakan bukan tidak mungkin koalisi akan pecah, dan itu akan mengancam ambang batas pengusungan," ujarnya.

Pengamat dari lembaga Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno yang menilai keutuhan Koalisi Perubahan saat ini diuji dengan sikap PKS dan Demokrat. Hal ini jika Anies mengusung nama lain di luar nama kader-kader yang diusulkan dua partai tersebut.

"Bagi Demokrat sampai saat ini kan belum klir kalau bukan AHY yang menjadi pendamping Anies, apakah mereka akan tetap berada di poros perubahan atau tidak. Tapi kalau melihat statemen-statemn elit Demokrat bilang siapapun yang dipilih Anies, Demokrat akan tetap tegak lurus berada di koalisi perubahan, tinggal kita uji, apakah iman politiknya Demokrat tetap atau berubah," ujarnya.

"Jangan jangan justru sebaliknya Demokrat yang selama ini merasa solid, kalau Yenny Wakilnya dan AHY tidak dipilih justru akan angkat kaki itu tergantung Demokrat," tambahnya.

Adi juga menilai sebelum lebih jauh melihat peluang Yenny, terlebih dahulu memastikan kesediaan putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut. Sebab, meski Nasdem maupun Anies menginginkannya, tetapi tidak akan terpenuhi jika Yenny tidak tertarik.

"Ini kan menjadi pertanyaan yang cukup mendasar ya yang sampai saat ini rasa-rasanya belum kelihatan Yenny ini merespon secara positif jika dirinya diminati oleh Anies menjadi pendampingnya. Percuma Nasdem mau ama Yenny tetapi Yennynya yang tidak mau, itu kan sampai sekarang belum," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement