Selasa 04 Jul 2023 10:04 WIB

Presiden Jokowi ke Australia, Denny Indrayana: Saya akan Demo

Denny berencana melakukan demonstrasi sekitar pukul 14.00 waktu Melbourne.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan pimpinan perusahaan terkemuka di Australia, pada Selasa (4/7/2023). Dalam pertemuan yang digelar di ruang pertemuan Hotel Shangri-La di Sydney, Jokowi menyampaikan fokus kunjungannya ke Australia untuk memperkuat kerjasama ekonomi.
Foto: Dok Laily Rachev/Biro Pers Sekre
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan pimpinan perusahaan terkemuka di Australia, pada Selasa (4/7/2023). Dalam pertemuan yang digelar di ruang pertemuan Hotel Shangri-La di Sydney, Jokowi menyampaikan fokus kunjungannya ke Australia untuk memperkuat kerjasama ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo sedang melakukan kunjungan kerja ke Australia. Denny Indrayana yang memang tinggal di Australia berencana melakukan aksi demonstrasi terkait cawe-cawe yang dilakukan Jokowi.

"Berkenaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi di Sydney, Australia, saya akan mengadakan demonstrasi. Jokowi Dont Cawe Cawe, Stop Dynasty," kata Denny kepada Republika.co.id, Selasa (4/7).

Baca Juga

Denny berencana melakukan aksi demonstrasi sekitar pukul 14.00 waktu Melbourne atau 11.00 waktu Indonesia bagian barat. Aksi demonstrasi tersebut akan mengambil lokasi di Federation Square, Melbourne, Australia.

Maka itu, Denny menyampaikan informasi tersebut kepada rekan-rekan media dari Indonesia untuk bisa meliput aksi demonstrasi damai itu. Terutama, media-media yang memang memiliki koresponden di Melbourne atau Australia

Sebelumnya, Denny memang sudah berencana memprotes isu hukum, HAM dan antikorupsi di Tanah Air kepada Presiden Jokowi. Sebab, ia merasa, secara domestik isu-isu itu tidak kunjung diselesaikan Presiden Jokowi.

Bahkan, ia berpandangan, Presiden Jokowi menjadi salah satu sumber utama masalahnya. Maka itu, butuh dorongan masyarakat dan dunia untuk membantu penyelesaian masalah-masalah itu tanpa mengganggu kedaulatan Indonesia.

"Tapi, setelah menimbang berbagai aspek dan tidak ingin mempermalukan Presiden Jokowi, yang bagaimanapun simbol negara bangsa kita, Indonesia, saya putuskan tidak, paling tidak belum, menuliskan surat terbuka," ujar Denny, Senin (3/7).

Ia menambahkan, opsi membawa isu penegakan hukum, HAM, dan antikorupsi di Indonesia itu agar menjadi atensi dunia internasional tetap ada. Tinggal cara dan waktunya yang Denny perlu dipikirkan secara tepat dan bijak. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement