REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, merespons ramainya perbincangan publik soal bakal calon presiden (bacapres) Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo yang menunaikan haji melalui jalur undangan khusus dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Alsaud.
Warganet, khususnya masing-masing pendukung bacapres tersebut saling serang ke kubu lawan soal undangan naik haji jalur khusus tersebut. Padahal kata Andriadi, kuota undangan dari Kerajaan Arab Saudi dalam pelaksanaan ibadah haji untuk para tokoh penting Indonesia adalah hal biasa dan terjadi setiap tahun.
Seperti disampaikan Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, Ahmed bin Essa Alhazmi dalam pemberitaan Republika.co.id sebelumnya, total warga Indonesia yang memperoleh kehormatan untuk menunaikan ibadah haji atas undangan Raja Salman mencapai 50 orang.
Baca: Geger Akun Twitter PDIP Unggah Foto Ganjar di Makkah, Wajah Anies Dihilangkan
"Undangan haji itu hal biasa sebagai salah satu bentuk hadiah dan penghormatan serta tanda persahabatan antara Kerajaan Saudi dengan RI. Namun, seolah menjadi unsur politis karena di tahun 2023 ini di dalam undangan tersebut ada capres Anies Baswedan dan capres Ganjar Pranowo," ujar Andriadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/6/2023).
Dia menilai, jika undangan itu sengaja dikaitkan politis maka bacapres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto semestinya juga diundang. "Menjadi pertanyaan juga kenapa capres Prabowo Subianto tidak masuk dalam undangan," ujar Andriadi.
Karena itu, Andridi menyayangkan sejumlah pihak yang meributkan tentang undangan haji alih-alih ibadah itu sendiri. Apalagi, lanjut Andri, Anies dan Ganjar diketahui juga menyempatkan bertemu yang menandakan kedekatan para tokoh sebagai gambaran suasana politik yang damai.
Baca: Ganjar Blusukan ke Jatipadang, Jaksel, Warga Curhat Masalah Banjir
"Mestinya kedekatan dan persahabatan antar capres, apalagi saat pelaksanaan ibadah haji adalah suasana dan pemandangan yang justru menyejukkan. Walaupun dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang, hampir dipastikan akan bersaing untuk menuju RI-1," katanya.
Direktur Eksekutif Nusantara Institute Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) tersebut melanjutkan, narasi provokasi justru sengaja dimunculkan segelintir pihak. Salah satunya PDIP melalui media sosial resminya sengaja menghilangkan foto Anies di antara kesejukan para tokoh politik yang berfoto bersama di Makkah, Arab Saudi.
Namun demikian, Andridi meyakini para pendukung dan relawan yang lebih dahulu melihat foto asli dari Ganjar dan Anies sudah menangkap pesan kedamaian dari para calon tersebut. "Walaupun ada riak-riak provokotor untuk mengeruhkan suasana. Kita berharap, jangan sampai keterbelahan seperti pada pilpres 2014 dan 2019 terjadi kembali," ujarnya.
Ribut foto Anies di-crop...