Selasa 20 Jun 2023 17:57 WIB

Jokowi Kembali Ingatkan Masyarakat Jangan Salah Pilih Pemimpin di Pemilu 2024

"Begitu bener kita pilih, negara ini akan insyaallah melompat menjadi negara maju.”

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Tiba di Kawasan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Selasa siang 20 Juni 2023, Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninjau pabrik smelter dari bukit pandang. Di sini Presiden dan rombongan mendengarkan penjelasan dari Presiden Komisaris PT AMNT Hilmi Panigoro dan Presiden Direktur PT AMNT Rachmat Makkasau. Selain itu, Presiden dan rombongan juga melihat jenis tanaman yang dihasilkan dari persemaian nursery binaan PT AMNT.
Foto: Dok Laily Rachev /Biro Pers Sekr
Tiba di Kawasan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Selasa siang 20 Juni 2023, Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninjau pabrik smelter dari bukit pandang. Di sini Presiden dan rombongan mendengarkan penjelasan dari Presiden Komisaris PT AMNT Hilmi Panigoro dan Presiden Direktur PT AMNT Rachmat Makkasau. Selain itu, Presiden dan rombongan juga melihat jenis tanaman yang dihasilkan dari persemaian nursery binaan PT AMNT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan agar masyarakat tak salah memilih pemimpin di Pemilu 2024 untuk memimpin masyarakat dan bangsa Indonesia ke depannya. Ia mengatakan, kepemimpinan selanjutnya sangat menentukan nasib bangsa Indonesia ke depannya, sehingga bisa menjadi negara yang maju.

Hal ini disampaikan Jokowi saat groundbreaking pembangunan pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia di Kawasan Industri JIIPE, Kabupaten Gresik, Selasa (20/6/2023).

Baca Juga

“Ini mungkin untuk para tokoh masyarakat, para tokoh agama, para kiai yang kami cintai, sering sudah saya sampaikan. Oleh sebab itu, pemimpin yang akan datang ini sangat menentukan sekali, 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan sekali. Begitu bener kita pilih, negara ini akan insyaallah melompat menjadi negara maju,” kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan, jika masyarakat salah dalam memilih pemimpin selanjutnya, maka nasib Indonesia bisa menjadi seperti di negara Amerika Latin saat tahun 1960-1970. Saat itu, Amerika Latin sudah menjadi negara berkembang. Namun hingga saat ini, Amerika Latin tetap masih menjadi negara berkembang dan tak mengalami kemajuan.

“Kalau keliru itu seperti negara-negara di Amerika Latin, tahun 60-70an sudah jadi negara berkembang, tapi sampai sekarang masih menjadi negara berkembang. Dan kita tidak mau seperti itu, kita ingin negara kita ini menjadi negara maju,” ujar Jokowi.

Dalam kunjungan kerjanya hari ini, Jokowi mengatakan ingin melihat langsung progres pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan juga pembangunan pabrik smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Industri JIIPE, Gresik.

Jokowi mengatakan, jika dua perusahaan besar ini selesai membangun smelter, maka Indonesia tidak akan lagi mengeskpor bahan mentah tembaga. Bahan mentah tembaga tersebut akan diolah lagi menjadi katoda tembaga yang memiliki nilai tambah berlipat serta membuka lapangan kerja yang lebih luas di dalam negeri.

“Karena bahan mentah itu diproduksi dalam negeri akan menjadi katoda tembaga yang nilai tambahnya berlipat dan kesempatan kerja ada di dalam negeri,” kata Jokowi.

 

photo
Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement