Rabu 14 Jun 2023 16:12 WIB

Golkar: Koalisi dengan Gerindra, PKB, dan PAN Sangat Relevan

Supaya koalisi bisa melebur, harus ada parpol yang mengalah.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berfoto bersama kader. (ilustrasi)
Foto: Dok Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berfoto bersama kader. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Perwakilan Partai Golkar, Nusron Wahid menanggapi wacana dipermanenkannya koalisi antara partainya, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Menurutnya, kerja sama keempat partai politik tersebut sangatlah relevan.

"Saya rasa ini relevan sekali dengan integrasi dua koalisi. yaitu KIB dan KKIR menuju menjadi koalisi besar. Saya kira ini hampir sama, hanya masalah nama, nama kan nanti bisa dirembuk lah," ujar Nusron kepada wartawan, Rabu (14/6/2023).

Baca Juga

Partai Gerindra dan PKB sendiri tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Sedangkan Partai Golkar dan PAN masih menyebut tak bubarnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), meskipun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah menyatakan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.

"Kalau koalisi sifatnya permanen, artinya apa? Kerja sama itu dilakukan tidak hanya di dalam persiapan pilpres, tapi juga mengawal pemerintahan nanti, di dalam parlemen dan itu malah jauh lebih bagus," ujar Nusron.

Partai Gerindra dan PKB sendiri sudah menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres). Partai Golkar juga menyuarakan hal yang sama, meskipun belum disampaikan dalam forum resmi.

Adapun PAN belum menyatakan sikapnya terkait bakal capres yang mau didukung. Namun, mereka menawarkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) saat bertemu dengan Partai Gerindra.

"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," ujar Nusron.

Jika benar terbentuknya koalisi tersebut, Partai Golkar tentu mendorong Airlangga Hartarto maju berkontestasi dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Apalagi partai berlambang pohon beringin itu merupakan peraih suara terbanyak ketiga pada pemilihan umum (Pemilu) 2024, hanya kalah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra.

"Karena Airlangga merupakan Ketua Umum Golkar dalam KIB, Golkar juga partai paling besar, wajar dong dan relevan begitu," ujar anggota Komisi VI DPR itu.

 

 

photo
Hitung-hitungan Koalisi Besar - (Republika/berbagai sumber)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement