Rabu 14 Jun 2023 15:13 WIB

UNJ Pecahkan Rekor Kumpulkan 59 Ribu Pantun di Festival Pantun 2023

Pengumpulan 59.000 pantun jadi kontribusi pelestarian budaya Indonesia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memecahkan rekor Muri dengan mengumpulkan pantun terbanyak dengan jumlah 59 ribu pantun dalam Festival Pantun 2023.
Foto: Istimewa
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memecahkan rekor Muri dengan mengumpulkan pantun terbanyak dengan jumlah 59 ribu pantun dalam Festival Pantun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memecahkan rekor Muri dengan mengumpulkan pantun terbanyak dengan jumlah 59 ribu pantun dalam Festival Pantun 2023. Pemecahan rekor tersebut diharapkan menjadi semangat dalam memberikan kontribusi pelestarian budaya Indonesia di kancah dunia.

“Pengumpulan 59.000 pantun ini menjadi semangat dalam memberikan kontribusi pelestarian budaya Indonesia,” ujar Rektor UNJ, Komarudin, dalam pembukaan kegiatan Festival Pantun 2023 di Kampus UNJ, Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Dia berharap kegiatan tersebut dapat membawa pantun ke pentas dunia. Menurut Komarudin, keberhasilan pengumpulan 59 ribu pantun itu tak terlepas dari keterlibatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mahasiswa, pelajar, dan masyarakat dari seluruh wilayah di Indonesia dan bahkan berbagai negara. 

"Indonesia memilik wilayah dan budaya beragam maka ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pantun dan industri kreatif dan di sektor ekonominya," ujar dia.

Menurut dia, tujuan khusus Festival Pantun 2023 adalah membangun inovasi dengan berfokus pada bidang budaya atau pendidikan multikultural, inovasi, dan transformasi. Terlebih, pantun adalah salah satu warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO melalui Sidang UNESCO sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Prancis, pada 17 Desember 2020.

Sementara itu, Koordinator Program S-3 Linguistik Terapan UNJ Endry Boeriswati menjelaskan, pihaknya merasa bertanggung jawab atas pelestarian pantun. Menurut Endry, pantun merupakan kemampuan berbahasa yang dapat mendidik kecerdasan seorang anak dalam hal kecepatan berpikir, yang dapat membantu mereka pada kemudian hari.

“Bagaimana kita bisa berpantun kalau kita tidak bisa berpikir cepat. Itu ada teorinya. Di otak seperti itu cepat membalas dengan kata-kata yang tepat akan terlihat begitu cerdasnya anak. Bagaiamana nanti anak akan bertindak di masyarakat itu akan cepat dan tegas dalam bertindak bisa dilatih salah satunya melalui pantun,” kata dia.

Terkait pengumpulan 59 ribu pantun, Endry menjelaskan, prosesnya berjalan selama kurang lebih dua bulan sejak pengiriman undangan untuk mengumpulkan pantun ke pihak-pihak terkait. Hingga akhirnya sebanyak 5.965 peserta berhasil mengumpulkan 59 ribu pantun itu dan kemudian diterbitkan menjadi buku kumpulan pantun yang turut diperkenalkan pada kegiatan Festival Pantun 2023.

“Lebih banyak pada tema nasihat dan pendidikan. Ada juga bercanda tapi arahnya tetap nasihat dan pendidikan. Itulah kebanggaan masyarakat, tetap berbudaya dan berpendidikan serta nasihat-nasihatnya untuk hal-hal membudayakan Indonesia,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement