Senin 29 May 2023 23:09 WIB

Kementan: Pertanian Cerdas Iklim Hemat Air Lahan Persawahan hingga 21 Persen

Penghematan air 21 persen terbukti pada lokasi penyuluhan pertanian di Subang Jabar.

Bustanul Arifin Caya, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) pada Jumat (26/5) di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD) di lokasi CSA SIMURP 2023.
Foto: dok istimewa
Bustanul Arifin Caya, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) pada Jumat (26/5) di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD) di lokasi CSA SIMURP 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) oleh Kementerian Pertanian RI terbukti mampu menghemat penggunaan air pada lahan persawahan hingga 21 persen yang direalisasikan oleh Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Indonesia.

Capaian SIMURP tersebut dikemukakan Bustanul Arifin Caya, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) pada Jumat (26/5) di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD) di lokasi CSA SIMURP 2023.

Upaya CSA SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah seperti embung, dam parit, dan irigasi perpipaan/perpompaan. 

"Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada," katanya.

Sumber air di lahan pertanian, kata Mentan Syahrul, yang dibangun pemerintah memang untuk mengantisipasi kekeringan maka petani didampingi penyuluh harus mampu menghemat penggunaan air, seperti menerapkan teknologi CSA dalam hal penghematan air pertanian.

Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi bahwa petani dan penyuluh menerapkan dan mengembangkan CSA melalui Program SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global.

"Indonesia diperkirakan akan mengalami kemarau panjang. Para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bisa panen," kata Dedi Nursyamsi.

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Kapusluh Bustanul Arifin Caya mengatakan penghematan air di lahan persawahan hingga 21 persen, terbukti pada lokasi penyuluhan pertanian berupa Demonstration Plot (Demplot) lahan CSA yang digelar SIMURP di Patok Beusi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. 

"Pengujian dilakukan pada dua lokasi, di lokasi Utara hemat 21 persen dan Selatan hemat 12 persen ketimbang lahan persawahan Non CSA," kata Bustanul. Kapusluh menambahkan capaian hemat air telah diuji Balai Penerapan Standar Instrumen (BPSI) Agro Klimat dan Hidrologi melalui penghitungan penghematan air Sistem Pengairan AWD di lokasi CSA dan Non CSA.

"Sistem pengairan AWD merupakan penggenangan air terputus, tujuannya untuk mengontrol atau menghemat penggunaan air dalam budi daya tanaman padi. Perlu kita ingat, padi merupakan tanaman yang memerlukan air, tetapi bukan tanaman air," kata Bustanul Arifin Caya.

Kegiatan Mid Term Review Mission CSA SIMURP 2023 dan Farmer Field Day (FFD) di Subang dihadiri tim PUPR Pusat, Julianto dan Tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum; Tim Bank Dunia, Ijsbrand Harko de Jong; Board of Directors Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) David Osborne; General at PMC Retail, Eom Subastian; TA CPIU Komponen B, Yoo; serta Koordinator Tenaga Pendamping Masyarakat (KTPM) dan TPM.

Turut hadir Kabid Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Jabar, Kepala Pertanian Kabupaten Subang, Koordinator dan Subkoordinator Kelompok Lingkup Pusat serta Penyuluh Pertanian Pusat, serta manager, deputi, dan tim pengelola SIMURP.

Kapusluh Bustanul AC mengatakan, lokasi kegiatan Program SIMURP tersebar di 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun daerah rawa, di antaranya Provinsi Sumatra Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai serta Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Sumatra Selatan.

Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat, tujuh kabupaten di Jawa Tengah, yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, dan Brebes, lalu Kabupaten Jember di Jawa Timur.

Sementara itu, di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah; wilayah Sulawesi di Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, Pinrang; Konawe di Sulawesi Selatan; Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara; Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat (NTB); dan Kabupaten Nagekeo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement