Senin 29 May 2023 08:48 WIB

Soal Bakal Cawapres Ganjar, Puan: Nanti Surprise!

PDIP menegaskan bakal cawapres Ganjar diumumkan saat momentum tepat.

Rep: C02/ Red: Agus raharjo
 Didampingi tiga kepala daerah, Puan Maharani berkunjung ke Mal solo Paragon, Sabtu (27/5/2023).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Didampingi tiga kepala daerah, Puan Maharani berkunjung ke Mal solo Paragon, Sabtu (27/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Ketua DPP PDIP Puan Maharani enggan membocorkan siapa bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar di Pemilu 2024 mendatang. Ketika disinggung kapan nama tersebut akan diumumkan, Ketua DPR ini meminta semua pihak untuk bersabar.

"Sabar, (Bulan Bung Karno?) Sabar. Kita lihat nanti," kata Puan di Solo Safari, Ahad (28/5/2023).

Baca Juga

Puan juga enggan membeberkan nama siapa bakal cawapres saja yang sudah terjaring di PDIP. Alasannya agar ada unsur kejutan ketika bakal cawapres tersebut diumumkan.

"(Dari beberapa nama yang paling teratas?) Ya rahasia dong. Kalau enggak rahasia nanti nggak bikin surprise. Tunggu kejutan selanjutnya," katanya.

Ditanya apakah sosok tersebut berasal dari salah satu ormas di Indonesia, Puan tak menampik jika ada kemungkinan tersebut. Menurutnya PDIP masih melihat mana calon terbaik untuk mendampingi Ganjar.

"Mungkin aja. Semuanya memungkinkan. Namanya masih banyak dan kita sedang melihat mana yang terbaik," katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan, pembahasan calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo masih berproses. Sosok tersebut akan diumumkan pada saat momentum yang tepat.

"Tahapannya diumumkan cawapresnya, kemudian yang kedua mendapatkan dukungan dari partai dan dari rakyat, yang diorganisasi dari partai dan relawan. Setelah dapat dukungan, dalam momentum yang tepat akan diumumkan calon wakil presiden," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Proses tersebut juga berkaca pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, di mana cawapres diputuskan dengan melihat konstelasi politik. PDIP tak ingin, kontestasi nasional justru membawa risiko politik.

"Kita masih menghadapi tantangan-tantangan geopolitik yang harus disikapi. Ini menjadi konsideran, sehingga pada momentum yang tepat akan dikerucutkan," ujar Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement